IMF Peringatkan Bahaya Stablecoin Dolar: Picu Arus Modal Keluar dari Negara Berkembang
Kredit Foto: Reuters/Yuri Gripas
Dana Moneter Internasional (IMF) dalam laporan terbarunya memperingatkan bahwa stablecoin yang dipatok pada dolar berpotensi memicu substitusi mata uang dan arus modal keluar dari negara berkembang di dunia.
IMF mengatakan bahwa stablecoin bisa menjadi ancaman untuk ekosistem finansial dari emerging markets (EMs). Ia dapat melemahkan efektivitas kebijakan moneter dan stabilitas nilai tukar lokal.
Baca Juga: Putra Sulung Raja Malaysia Luncurkan Stablecoin Berbasis Ringgit
“Stablecoin dapat digunakan untuk mengelak dari instrumen pengelolaan arus modal (CFMs). Implementasinya bergantung pada perantara keuangan yang sudah mapan. Dengan menyediakan jalur arus modal di luar sistem umum, stablecoin dapat secara efektif melemahkan penerapan dari CFMs,” ungkap Dana Moneter Internasional, dilansir Kamis (11/12).
IMF menambahkan bahwa terdapat bukti bahwa aset kripto, termasuk stablecoin, telah digunakan sebagai sarana capital flight dalam sejumlah negara.
Lembaga moneter global tersebut menekankan bahwa penetrasi stablecoin dalam negara-negara dengan inflasi tinggi dan mata uang bergejolak dapat memicu substitusi mata uang, yaitu peralihan dari mata uang lokal ke token berdenominasi dolar dari Amerika Serikat (AS). Kondisi itu berpotensi mengikis kendali bank sentral atas kebijakan moneter domestik.
Stablecoin sendiri memungkinkan transaksi berlangsung di luar saluran perbankan konvensional. Stablecoin paling populer yang dipatok pada dolar kini memiliki kapitalisasi pasar gabungan sekitar US$264 miliar.
Token dolar ini dapat diperdagangkan bebas dalam blockchain publik, memungkinkan siapa pun di seluruh dunia mengakses dolar tanpa perlu membuka rekening bank atau mematuhi aturan ketat transaksi valuta asing.
Baca Juga: Laporan Soal Risiko Stablecoin Banjir Kritik Elite Kripto: Bank Takut Kehilangan Power
IMF memperingatkan bahwa jika terjadi kepanikan dalam negara berkembang, masyarakat dapat dengan cepat memindahkan modal ke luar negeri melalui stablecoin, sehingga melemahkan efektivitas instrumen pengendalian arus modal dan memperbesar tekanan terhadap ekonomi domestik.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement