Keputusan Write-down Ford Jadi Cerminan Tekanan Bisnis Mobil Listrik

Morgan Stanley menyoroti writedown yang baru-baru ini dilakukan oleh Ford Motor. Penataan ulang bisnis kendaraan listrik (electric vehicle) perusahaan tersebut menjadi cerminan tantangan yang semakin besar bagi produsen otomotif konvensional menyusul melemahnya permintaan dan perubahan lanskap regulasi soal kendaraan listrik.

Analis Morgan Stanley menilai reset strategi perusahaan tersebut sebagai pengakuan atas perubahan realitas pasar dan preferensi konsumen, khususnya di Amerika Serikat (AS).

Baca Juga: BYD di Awal Tahun 2026 Akan Launching Dua Mobil Terbarunya

“Reset strategis tersebut merupakan pengakuan yang jelas terhadap perubahan kondisi pasar dan permintaan konsumen,” ungkap Morgan Stanley, dilansir Rabu (17/12).

Morgan Stanley menilai penyesuaian ini diperlukan oleh Ford. Menurutnya, dengan hal tersebut, perusahaan tersebut dapat kembali selaras dengan kebutuhan konsumen yang pada akhirnya diharapkan mampu meningkatkan profitabilitas dan imbal hasil perusahaan.

Langkah Ford tersebut dinilai sebagai sinyal paling jelas sejauh ini atas mundurnya industri otomotif dari teknologi kendaraan listrik, yang sebelumnya diadopsi secara agresif pada awal dekade ini.

Di Amerika Serikat, tekanan terhadap bisnis tersebut semakin besar setelah batalnya sejumlah insentif, termasuk kredit pajak kendaraan listrik akibat manuver dari Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Tekanan terhadap industri mobil listrik juga tercermin dari data penjualan di Amerika Serikat. Penjualan kendaraan listrik dari negara tersebut tercatat turun sekitar 40% di November. Hal tersebut menyusul berakhirnya insentif kredit pajak konsumen senilai US$7.500 di 30 September. 

Baca Juga: Bluebird Group Sambut Liburan Akhir Tahun, Hadirkan Kemudahan Mobilitas di Setiap Titik Destinasi

Pelemahan penjualan dan perubahan kebijakan ini memperkuat tantangan bagi produsen otomotif lama dalam menyesuaikan strategi elektrifikasi mereka di tengah kondisi pasar yang berubah.