Harga Emas Naik Didukung Data Ekonomi Terbaru AS

Harga emas naik pada perdagangan di Selasa (16/12). Laporan Ketenagakerjaan menunjukkan tingkat pengangguran meningkat di Amerika Serikat (AS). 

Dilansir dari Reuters, Rabu (17/12), harga emas spot tercatat naik 0,2% menjadi US$4.310,21. Sementara emas berjangka ditutup turun 0,1% ke US$4.332,3.

Baca Juga: Gerakkan Ekonomi Desa, BGN Ajak UMKM dan Masyarakat Lokal Jadi Tulang Punggung Program MBG

Di pasar logam mulia lainnya, harga perak spot turun 0,3% menjadi US$63,75. Platinum melonjak 4% ke US$1.854,95, sedangkan paladium menguat 2,5% ke US$1.606,41.

Data menunjukkan pertumbuhan lapangan kerja kembali meningkat pada November. Namun tingkat pengangguran naik ke 4,6%. Data tersebut memperkuat ekspektasi pasar pemangkasan suku bunga dari Federal Reserve (The Fed) di Januari 2026.

Pelemahan dolar turut menopang harga emas, karena membuat logam mulia berdenominasi dolar menjadi lebih terjangkau bagi pembeli di luar negeri.

“Data ini memberi bank sentral alasan lebih kuat untuk memangkas suku bunga. Jika suku bunga dipangkas, itu bersifat bullish bagi emas. Begitulah cara pasar menafsirkan kondisi saat ini,” kata Senior Market Strategist RJO Futures, Bob Haberkorn.

Sebelumnya Federal Open Market Committee (FOMC) memangkas suku bunga sebesar seperempat poin persentase. Pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell setelah keputusan tersebut dinilai pasar lebih dovish dari perkiraan sebelumnya.

Pasar suku bunga saat ini masih memperkirakan dua kali pemangkasan suku bunga masing-masing dua puluh lima basis poin pada 2026. Emas, yang tidak memberikan imbal hasil, cenderung berkinerja baik dalam lingkungan suku bunga rendah.

Baca Juga: Pemerintah Berikan Subsidi Transportasi Laut Akhir Tahun, Jadi Penopang Mobilitas Ekonomi!

Pelaku pasar kini menantikan rilis data inflasi, termasuk indeks harga konsumen (CPI) dan indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE), yang dijadwalkan terbit pekan ini.