WE Online, Malang - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan bahwa jihad terbesar yang bisa dilakukan bangsa Indonesia adalah mengenyahkan kemiskinan di muka bumi ini, tak terkecuali di bumi Indonesia tercinta ini.
"Indonesia bisa berkontribusi menjawab isu besar dunia yang sedang kita hadapi saat ini dengan berjihad. Dan, jihad terbesar adalah mengenyahkan kemiskinan. Sebab penyebab konflik yang terjadi diberbagai negara banyak dipicu oleh kemiskinan," kata Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ketika memberikan kuliah tamu di Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang, Jawa Timur, di Malang, Selasa (13/10/2015).
Ia mengemukakan konflik di sejumlah negara yang dipicu kemiskinan itu juga memunculkan kekerasan, bahkan terorisme. Kemiskinan dunia menyebabkan ketertinggalan. Satu dari tujuh orang di dunia mengalami kemiskinan dan kelaparan, namun empati dari negara maju sangat kurang terhadap negara miskin dan jika dibiarkan, kemiskinan akan menciptakan kebencian dan kekerasan.
Lebih lanjut, SBY mengatakan pada abad ini dunia dihadapkan pada sejumlah isu besar. Dunia akan terus ber-evolusi dan berkembang secara dinamis. Perubahan dan perkembangan dunia itu akan memberikan dampak positif dan negatif. Oleh karena itu, tanggung jawab dan misi umat manusia adalah memperkuat dan mendorong perubahan yang berdampak positif.
Sekarang ini, katanya, dunia sedang mengalami lima isu global yang sangat besar. Pertama, geopolitik, perdamaian dan keamanan internasional. Keadaan dan tantangan yang dihadapi saat ini, cukup kompleks, misalnya, terjadinya perang dingin, geopolitik membahayakan di Eropa, Timur Tengah dan Asia Timur, seperti Korea Selatan dan Korea Utara.
"Keadaan dan tantangan itu mengakibatkan hubungan baik antaragama memburuk. Karena itu, muncullah terorisme dan kejahatan trans-nasional. Dengan kondisi ini, rakyat yang menjadi korban," ucapnya.
Kondisi tersebut, ujar SBY, juga memunculkan krisis migrasi. Solusinya, mengupayakan penghentian kekerasan dan peperangan, minimal bisa dikurangi dan tidak memperburuk situasi, serta membangun toleransi antarnegara di dunia.
Isu global kedua adalah ledakan jumlah penduduk dan kebutuhan dasar. Tantangan yang dihadapi dunia adalah pada tahun 2040, diperkirakan pada tahun itu penduduk dunia akan mencapai sekitar 9 miliar jiwa. Ledakan jumlah penduduk harus disiapkan dari saat ini.
"Jika tidak, setiap negara akan kedodoran mengurus dan memenuhi kebutuhan penduduknya," katanya.
Solusinya, kata SBY, bagaimana mengupayakan pengendalian jumlah penduduk, yakni dengan menerapkan kehidupan yang hemat dan efisien. Contohnya, pemerintah memanfaatkan sumber daya alam secukupnya saja.
Isu besar lainnya adalah masalah ekonomi dunia yang harus mendatangkan kemakmuran merata. Ekonomi bergejolak, pertumbuhan global melambat, ketidakseimbangan investasi dan perdagangan, lalu kesenjangan antarnegara semakin menjadi-jadi. Solusinya, kerja sama global untuk menstabilkan ekonomi dunia.
"Sekarang ini kita dan juga dunia menghadapi tantangan besar lainnya, yakni perubahan iklim dan pemanasan global yang sangat nyata. Penduduk dunia harus bisa melakukan hemat energi, menghentikan pemborosan SDA, semua pihak harus memikirkan bagaimana anak cucu dan generasi penerus masih dapat hidup sehat di masa depan dan kita jangan apatis, kita harus aktif berkontribusi bagaimana bisa mencegah perubahan yang buruk itu," ujarnya. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait:
Advertisement