Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Untuk Mengurangi Masalah, Sampah Plastik Harus Dikelola

Warta Ekonomi, Banten -

Penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari telah menjadi isu yang ramai dibicarakan. Untuk meminimalisir masalah plastik bahkan pemerintah membuat kebijakan pengurangan penggunaan plastik dalam kebutuhan sehari-hari.

Namun kebijakan tersebut dinilai salah oleh Zainal Abidin, pakar teknologi dari Program Studi Kimia Fakultas Teknologi Industri Bandung. Menurut dia yang harus dilakukan bukan bagaimana mengelola sampah plastik, bukan menolak penggunaan plastik.

Sebab menurut dia, plastik telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Hampir semua perabot rumah, elektronik, dan apapun yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari kebanyakan terbuat dari plastik.

Mengapa plastik banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, karena plastik dalam sisi produksinya lebih ramah lingkungan dibanding bahan yang lain. Seperti tidak merusak alam karena penggunaan lahan kecil dibanding bahan alam lainnya, hemat sumber daya alam karena membutuhkan lahan yang relatif sedikit, hemat energi dalam proses produksi, emisi CO2 yang dihasilkan dalam proses produksi rendah, tahan lama tidak cepat rusak. Kemudian limbah dapat didaur ulang, guna ulang, atau recovery, dan harganya yang murah.

Dalam proses pembuatan, plastik hanya membutuhkan energi 3,1 Kwh/kg, sementara kertas 7,1 kwh/kgn gelas 7,9, baja 13,9, dan alumunium 74,1. Dalam sisi harga, untuk membuat 1000 lembar plastik hanya membutuhkan berat 6,8 kg, harga US$35, dan energi yang diperlukan 684.695 Kj. Sementara kertas membutuhkan berat 63,5 Kg, harga US$230, dan energi 1.718.595.

"Sehingga jelas plastik lebih ramah lingkungan dalam hal industrinya," jelas Zainal di Banten, (24/9/2016).

Sementara untuk penanganannya, dibutuhkan tiga metode yakni reuse menggunakan kembali, recycle atau mendaur ulang, dan recovery dengan dijadikan bahan bakar atau energi lainnya. Dampak dari penanganan sampah yang benar, maka membuat sampah plastik tidak mengganggu lingkungan, sampah plastik membawa berkah bagi masyarakat yang memanfaatkannya.

Untuk itu Zainal memberikan rekomendasi penanganan sampah, mendorong peningkatan industri pengolahan sampah, mendorong pemerintah membuat perda yang memadai, mengedukasi masyarakat, dengan pelaksanaan yang konsisten dan berkesinambungan.

"Sebagai upaya percontohan, perlu pembuatan model industri sampah daur ulang di suatu kota yang dimotori oleh Kementerian Perindustrian, Pemkot, KLHK, dan Asosiasi Industri Plastik," jelas Zainal.

Sementara itu, Direktur Sumber Daya Manusia dan Administrasi Korporasi, Chandra Asri Petrochemical (CAP), Suryandi mengatakan, dalam proses produksinya telah mulai membuat Polyethylene untuk kantong plastik yang bisa terurai dalam waktu tidak lama. Itu memang disediakan untuk produk plastik kemasan agar mudah terurai.

"Pengembangan ke arah sana tetap dilakukan," jelas Suryandi.

Namun yang lebih penting, seperti yang dikemukanan oleh Zainal, adalah bagaimana mengelola sampah tersebut. Dan program seperti itu bukan hanya di perusahaan penghasil plastik saja, tapi juga mulai dari diri sendiri, merubah mindset dalam mengelola sampah. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Agus Aryanto
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: