Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Apindo: Hadapi MEA dengan Standardisasi Mutu Produk

Warta Ekonomi -

WE Online, Kupang - Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) wilayah Nusa Tenggara Timur Fredy Ongko Saputra mengimbau pengusaha setempat untuk melakukan standardisasi mutu hasil produksi sejak dini sebagai salah satu bentuk kesiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.

"Kita imbau para pengusaha di daerah ini harus mulai mencari strategi-strategi untuk meningkatkan kualitas produksi sebagai bentuk kesiapan menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015," katanya di Kupang, Senin (29/9/2014).

Menurut pengusaha jasa perhotelan dan rumah toko (ruko) itu, menjaga dan meningkatkan kualitas barang dan jasa oleh pengusaha kecil dan menengah termasuk pengusaha besar sekalipun adalah salah satu cara agar produk tetap diminati oleh konsumen.

"Jika produk berkualitas dan memiliki nilai yang cukup penting di mata para konsumen, UKM sekalipun tidak akan kalah bersaing di pasaran. Terlebih persaingan penjualan akan semakin ketat. Produk yang berkualitas tinggi tentu akan menjadi pilihan masyarakat," katanya.

Selain meningkatkan kualitas produk, katanya, pengusaha juga perlu memperkuat brand produk untuk menjaga loyalitas konsumen.

"Tak bisa dipungkiri bila reputasi perusahaan atau brand image yang dimiliki cukup mempengaruhi psikologis para pelanggan sehingga tidak heran bila konsumen pun akan rela mengeluarkan uang lebih untuk mendapatkan produk-produk bermerek terkenal," paparnya.

Ia menjelaskan hal itu karena produk-produk ekonomi kreatif yang diproduksi oleh pelaku usaha kecil menengah (UKM) diyakini dapat menembus pasar internasional maupun bersaing di pasar bebas ASEAN.

"Produk-produk ekonomi kreatif itu terutama kerajinan tenun ikat yang menjadi ciri khas daerah berbasis kepulauan itu atau kerajinan tangan," katanya.

Menurut Ongko Saputra, produk-produk ekonom kreatif yang diproduksi UKM kualitasnya tidak kalah dengan produksi industri dari negara-negara ASEAN. Dia mencontohkan jas dan kabaya motif kreasi UKM di NTT tidak kalah kualitas maupun tampilannya dengan jas dan kebaya bermerek terkenal buatan Indonesia termasuk dari Eropa sekalipun.

"Saya optimis produk-produk kerajinan yang diproduksi oleh pelaku UKM dapat bersaing pada pasar bebas ASEAN yang akan diberlakukan mulai Desember 2015," katanya.

Menurut dia, kelemahan produk-produk dari UKM adalah minimnya promosi dan akses pemasaran di pasar nasional terutama internasional sehingga produk yang berkualitas bagus tidak dapat menembus dan bersaing di pasar internasional. Oleh karena itu, dia menyarankan para pelaku UKM agar sering mengikuti pameran baik di tingkat nasional maupun internasional yang difasilitasi oleh pemerintah Indonesia.

Ongko juga menyarankan para pelaku UKM untuk responsif terhadap tren perkembangan mode sehingga bisa selalu menyesuaikan mode yang sedang berkembang. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: