Sehat atau Sakit, Masa Depan Indonesia Tergantung Kabinet Prabowo-Gibran

Pemilihan presiden telah usai, sejumlah pakar hingga tokoh terkemuka kini menyoroti komposisi kabinet yang akan digunakan oleh Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming, salah satunya adalah Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Didik J. Rachbini.

Rektor Universitas Paramadina tersebut menyoroti kencederungan perilaku politik sejumlah tokoh politik yang sering kali terjebak dalam konsep budget maximizer

Baca Juga: Sinyal Nggak Lagi Jadi Oposisi? PKS Sebut Hubungan dengan Prabowo Baik dan Sudah Lama Terjalin

“Perilaku budget maximizer akan terjadi pada situasi politik Indonesia yang mengalami backsliding democracy akut,” ujar Didik, dalam diskusi "Kabinet Rasa Politik atau Profesional? Menagih Arsitektur Kelembagaan Efektif" pada Rabu (1/5).

Menurutnya, dalam kondisi politik yang tidak sehat, akan muncul berbagai masalah seperti kesenjangan ekonomi dan kemiskinan. Didik menekankan bahwa jika koalisi kekuasaan kembali mendominasi parlemen, maka situasi politik tidak akan sehat.

"Dalam pasar yang sehat, ekonomi akan tumbuh disertai inovasi yang berkembang. Tapi dalam pasar yang sakit, akan tejadi berbagai masalah kesenjangan ekonomi, kemiskinan, social chaos, dll." jelasnya.

Bahkan, menurutnya, menteri-menteri dari partai politik cenderung akan menggunakan kekuasaannya untuk kepentingan pribadi.

Baca Juga: UU Perampasan Aset dan BLBI Jadi PR Prabowo-Gibran

"Perilaku politisi demagog, di antaranya menteri-menteri dari partai politik cenderung akan menggunakan kekuasaannya menjadi predator anggaran," tuturnya.