Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Semen Indonesia Naikkan Harga Jual Capai Rp 20.000 Per Ton

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) menyatakan pihaknya telah menaikkan harga jual semennya sebesar Rp 15.000-20.000 per ton.

Hal ini disebabkan adanya kenaikan tarif dasar listrik (TDL) untuk sektor industri menengah go public (I-3) dan industri besar (I-4) per 1 Mei 2014.

"Ini imbas dari kenaikan TDL listrik pada Mei lalu," ujar Direktur Keuangan Semen Indonesia Ahyanizzama di Jakarta, Senin (20/10/2014).

Lebih lanjut, Yani menyebutkan bahwa selain karena kenaikan TDL, naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) untuk industri juga turut menyebabkan kenaikan harga jual semen miliknya.

"Walaupun BBM kami memang sudah tidak pakai subsidi, tapi yang di kapal juga pakai solar industri yang mengalami kenaikan," tambahnya.

Menurut Yani, dalam hal menaikkan harga jual, perseroan juga dituntut untuk berhati-hati. Pasalnya, perseroan harus menjaga market share-nya di kisaran 44-45%.

"Pesaing kita saat ini punya kapasitas yang mumpuni juga. Jadi, kita tidak mudah menaikkan harga jual. Jadi, kita sebagai market leader selalu mendahului untuk menaikkan harga. Di bulan Oktober ini sudah ada kenaikan harga sekitar Rp 15.000-20.000 ribu per ton yang juga diikuti pesaing kita. Tapi, itu harus hati-hati supaya market share 44% tetap terjaga," terangnya.

Sementara itu, terkait dengan waktu kenaikan harga Yani menjelaskan bahwa Oktober dipilih sebagai waktu yang tepat untuk menaikkan harga karena perseroan melihat permintaan akan semen semakin meningkat di bulan itu.

"Kenaikan harga jual Oktober karena Juli lebaran. Jadi, kemampuan masyarakat belum pas. Nah, ini kan permintaan sudah naik jadi kita bisa lakukan kenaikan," jelasnya.

Ia menambahkan bahwa sebenarnya perseroan sudah bisa menaikkan harga pada bulan September. Namun, karena adannya kerusakan mesin di beberapa pabrik miliknya maka perseroan baru bisa menaikkan di Oktober 2014 ini.

"September sebenarnya demand sudah besar, tapi karena beberapa produsen seperti di Semen Indonesia ada beberapa kerusakan pabrik jadi supply sedikit terganggu meskipun permintaannya cukup banyak. Kemarin pertumbuhan 3,4% sebenarnya bisa lebih besar, tapi karena ada kerusakan mesin yang di luar rencana. Ini rusak mesin yang di Tuban dan di Sulawesi juga ada gangguan yang tidak direncanakan," tukasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: