Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI: Pertumbuhan Ekonomi di Triwulan III 2014 Cenderung Lambat

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Bank Indonesia (BI) menyatakan pertumbuhan ekonomi domestik cenderung melambat seiring dengan masih lemahnya permintaan global. Hal itu disimpulkan dalam Rapat Dewan Gubernur BI yang dilakukan hari ini.

"Pertumbuhan ekonomi triwulan III 2014 tercatat 5,01% (yoy), lebih rendah dari pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2014 sebesar 5,12% (yoy). Konsumsi meningkat ditopang oleh masih kuatnya konsumsi swasta dan meningkatnya belanja barang pemerintah," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara saat memberikan keterangan persnya di Jakarta, Kamis (13/11/2014).

Sementara itu, lanjut Tirta, kegiatan investasi, khususnya investasi nonbangunan, masih lemah. Dari sisi eksternal, kinerja ekspor masih mengalami kontraksi, terutama bersumber dari melemahnya ekspor komoditas primer, sementara ekspor manufaktur secara konsisten terus membaik.

Hal ini tercermin dari pertumbuhan ekonomi regional di mana sumber perlambatan disebabkan oleh melemahnya pertumbuhan ekonomi Sumatera sebagai wilayah pengekspor komoditas.

"Sedangkan, pertumbuhan ekonomi di wilayah KTI mengalami peningkatan sejalan dengan kembali diekspornya mineral dan pertumbuhan kawasan Jawa relatif tinggi sejalan dengan terus membaiknya ekspor manufaktur. Secara keseluruhan tahun 2014 pertumbuhan diperkirakan mendekati batas bawah kisaran 5,1-5,5%, dan akan meningkat pada kisaran 5,4-5,8% pada 2015," jelas dia.

Meski melambat, namun kinerja neraca pembayaran Indonesia (NPI), tutur Tirta, pada triwulan III 2014 mengalami perbaikan, terutama didukung oleh defisit transaksi berjalan yang menurun.

"Defisit transaksi berjalan pada triwulan III 2014 mencapai 6,836 miliar dolar AS (3,07% dari PDB), menurun dari defisit pada triwulan II 2014 sebesar 8,689 miliar dolar AS (4,07% dari PDB) dan triwulan III 2013 sebesar 8,635 miliar dolar AS (3,89% dari PDB)," ungkap Tirta.

Menurutnya, perbaikan transaksi berjalan ini terutama didukung oleh kenaikan surplus neraca perdagangan nonmigas sejalan dengan penurunan impor sebagai hasil kebijakan stabilisasi ekonomi yang ditempuh selama ini di tengah defisit neraca migas yang masih meningkat. Perbaikan tersebut juga didukung oleh masih positifnya ekspor manufaktur akibat berlanjutnya pemulihan AS dan mulai pulihnya ekspor tambang pascakeluarnya izin ekspor mineral mentah.

Sementara itu, transaksi modal dan finansial mencatat surplus yang cukup besar, terutama ditopang oleh meningkatnya arus masuk modal asing PMA sejalan dengan persepsi positif investor terhadap prospek perekonomian domestik. Aliran masuk modal asing terus berlanjut di Oktober 2014.

"Dengan perkembangan tersebut, cadangan devisa Indonesia meningkat menjadi 112,0 miliar dolar AS, setara 6,6 bulan impor atau 6,4 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor. Ke depan defisit transaksi berjalan diperkirakan akan terus membaik seiring dengan meningkatnya ekspor manufaktur dan mineral serta terkendalinya impor migas," tutup Tirta.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: