Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI Bongkar Alasan Utang Luar Negeri Indonesia Naik pada Februari 2024

BI Bongkar Alasan Utang Luar Negeri Indonesia Naik pada Februari 2024 Kredit Foto: Unsplash/Viascheslav Bublyk
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bank Indonesia (BI) melaporkan Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Februari 2024 yang tercatat sebesar 407,3 miliar dolar AS. Angka ini tumbuh 1,4% (yoy), meningkat dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya yang tumbuh 0,2% (yoy). 

"Peningkatan ini terutama bersumber dari sektor publik, baik pemerintah maupun bank sentral. Perkembangan posisi ULN juga dipengaruhi oleh faktor pelemahan mata uang dolar AS terhadap beberapa mata uang global, termasuk Rupiah," ungkap Asisten Gubernur BI Erwin Haryono. 

Baca Juga: Dolar AS Sentuh Rp16.200, Bank Indonesia Jamin Stabilitas Rupiah akan Tetap Terjaga

ULN pemerintah, kata Erwin, juga tetap terkendali dan dikelola secara terukur, efisien, dan akuntabel. Posisi ULN pemerintah pada Februari 2024 tercatat sebesar 194,8 miliar dolar AS, atau tumbuh 1,3% (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan 0,1% (yoy) pada bulan sebelumnya.

Perkembangan ULN tersebut terutama disebabkan oleh penarikan pinjaman luar negeri, khususnya pinjaman multilateral, untuk mendukung pembiayaan beberapa program dan proyek pemerintah.

"Posisi ULN pemerintah relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruh ULN memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,98% dari total ULN pemerintah," sebut Erwin. 

Baca Juga: Bayar Utang Luar Negeri, Cadangan Devisa RI Merosot 3,6 Miliar Dolar AS di Maret 2024

Sementara itu, ULN swasta melanjutkan kontraksi pertumbuhan. Posisi ULN swasta pada Februari 2024 tercatat stabil pada kisaran 197,4 miliar dolar AS. Secara tahunan, ULN swasta mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 1,3% (yoy), melanjutkan kontraksi pada bulan sebelumnya sebesar 2,3% (yoy).

Kontraksi pertumbuhan ULN tersebut bersumber dari lembaga keuangan (financial corporations) dan perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations), masing-masing sebesar 1,3% (yoy). 

Baca Juga: Utang Pemerintah Membengkak, PKS Sebut Hanya untuk Tambal Bunga Utang yang Ada

Namun, Erwin menegaskan bahwa struktur ULN Indonesia tetap sehat, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Hal ini tecermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 29,5%, serta didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 86,9% dari total ULN.

"Bank Indonesia dan Pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya. Peran ULN juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian," pungkas Erwin. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri

Advertisement

Bagikan Artikel: