Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Ini Cara Indofarma Perkuat Kinerja

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - PT Indofarma (Persero) Tbk (INAF) menyatakan akan terus menggenjot efisiensi internal untuk memperbaiki kinerja perusahaan ke depan.

Direktur Utama INAF Arief Budiman mengatakan jika perseroan hanya berharap dari harga eceran tertinggi (HET) obat generik yang belum jelas juga dirasa belum tentu dapat menutup biaya produksi obat generik.

Arief menguraikan beberapa efisiensi yang akan dilakukan perseroan antara lain dengan memangkas jumlah struktural perusahaan mulai dari jabatan tertinggi hingga terendah sehingga struktur organisasi akan lebih efektif dan efisien. Cara ini membuat INAF lebih hemat dalam pengeluaran gaji sekitar Rp 20 miliar. Target efisiensi untuk bidang ini sepanjang tahun ini sebesar Rp 24,72 miliar.

Selain itu, perseroan juga akan menekan biaya operasional marketing. Target efisiensi sepanjang tahun ini adalah Rp 8,43 miliar. Sementara, realisasinya hingga Oktober lalu telah melebihi target, yakni mencapai Rp 8,74 miliar.

Lebih lanjut, Arief menuturkan terkait potongan harga produk pihaknya juga telah berhasil melewati target. Target efisiensinya tahun ini sebesar Rp 21,79 miliar, sedangkan realisasinya telah mencapai Rp 27,56 miliar.

Penerapan efisiensi selanjutnya ialah melakukan kerja sama dengan tetangganya, PT Kimia Farma (Persero) Tbk (KAEF), dan diisukan akan dimerger. Hal itu dilakukan dengan mengisi kekosongan penjualan. Indofarma menitip penjualan produknya melalui Kimia Farma, pun sebaliknya.

Caranya, Indofarma meminta kepada Kimia Farma untuk tidak mengenakan biaya pemasangan display obat-obat milik Indofarma yang dipasang dan dijual melalui apotek Kimia Farma.

Arief menambahkan kalau perseroan juga memberlakukan pelarangan lembur yang tidak perlu. Target efisiensi dari langkah ini adalah Rp 5,52 miliar, sementara realisasinya telah mencapai Rp 5,17 miliar.

"Kami melarang lembur yang tidak perlu, kecuali seperti belakangan ini. Kami telah meraih kontrak pengadaan obat senilai Rp 200 miliar dari Kemenkes. Nah, saat seperti ini baru kami meminta karyawan, khususnya di bagian produksi untuk lembur sehingga agar sesuai deadline," ujarnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: