Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Atasi Lemahnya Harga Karet Dunia, ITRC Kontrol Kelebihan Pasokan

Warta Ekonomi -

WE Online, Bandung - Rangkaian pertemuan International Tripartite Rubber Council (ITRC) ke-24 yang sedang berlangsung di Bandung, Jawa Barat pada 23-27 Februari 2015 membahas terus melemahnya harga karet dunia. Negara-negara anggota ITRC meningkatkan upaya dalam mengontrol kelebihan pasokan yang menyebabkan penurunan harga. Demikian ditegaskan Direktur Jenderal Kerja Sama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Bachrul Chairi di Bandung, Kamis (26/2/2015).

Menurut Bachrul, pertemuan ITRC membahas sejumlah isu penting terutama untuk memastikan tindak lanjut hasil-hasil Pertemuan Dewan Menteri ITRC yang dilaksanakan pada November 2014 di Kuala Lumpur, Malaysia serta melemahnya harga karet alam. ITRC mendalami penyebab terpuruknya harga karet dan menemukan solusi bersama.

"Pertemuan membahas isu-isu seperti keseimbangan supply-demand karet alam, upaya stabilisasi harga, peningkatan konsumsi karet alam masing-masing negara anggota, penguatan kerja sama dengan negara-negara produsen karet alam lainnya di ASEAN, yakni Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam (CLMV), serta persiapan teknis dalam rangka pembentukan pasar karet regional," ungkap Bachrul.

Rangkaian pertemuan diawali dengan pertemuan Komite Statistik yang mencoba menelaah akurasi data untuk produksi, ekspor, impor, konsumsi, dan stok agar dapat dihasilkan analisis yang akurat mengenai kondisi pasar karet alam. Selanjutnya, Expert Group on Establishment of a Regional Rubber Market (EGERRM) membahas rencana pembentukan pasar karet regional. Dilanjutkan oleh presentasi Dr. Hidde Smit mengenai natural rubber statistics yang menjelaskan tren pasar karet sampai tahun 2040. Terakhir, rangkaian Pertemuan Pejabat Senior ITRC dilaksanakan 26-27 Februari 2015 yang memuat pula pertemuan antara ITRC dengan CLMV. Tren penurunan harga karet yang terjadi hingga saat ini menjadi salah satu fokus utama dari rangkaian Pertemuan ITRC ke-24.

"Kontrol terhadap pasokan karet alam diupayakan oleh negaranegara anggota ITRC untuk mencegah pasokan berlebih dan menyebabkan penurunan harga karet alam dunia," tutur Bachrul.

Sementara itu, Direktur Kerja Sama APEC dan Organisasi Internasional Lainnya Deny Kurnia menambahkan peninjauan data statistik ketiga negara anggota ITRC juga dilakukan untuk menghindari sentimen negatif di pasar tentang jumlah stok yang besar. Keakuratan data stok dan produksi serta implementasi supply management scheme (SMS) secara disiplin diharapkan berdampak pada menurunnya fluktuasi harga dan spekulasi pasar.

SMS akan lebih memberikan dampak signifikan bagi keseimbangan supply-demand apabila CLMV dapat berpartisipasi untuk mengontrol supply. Untuk itu, ITRC terus berupaya memperkuat dan membangun bentuk-bentuk kerja sama strategis dengan CLMV. "Upaya ini didukung dengan pemahaman bahwa rendahnya harga karet alam saat ini akan
berdampak tidak hanya bagi petani di negara ITRC, namun juga di negara CLMV,” ungkap Deny Kurnia.

Selain mengontrol pasokan, usaha meningkatkan konsumsi karet alam domestik juga sedang diupayakan. Salah satu komite di bawah ITRC, yakni Demand Promotion Scheme Committee (DPSC) bertugas untuk mengupayakan peningkatan penyerapan karet alam di masing-masing negara anggota ITRC. Sesuai komitmen ITRC, peningkatan konsumsi karet alam domestik ditargetkan sebesar 10% dari total produksi per tahun. Di Indonesia sendiri sedang dilakukan pembahasan rencana penyerapan karet alam domestik untuk pembangunan infrastruktur pemerintah dan peningkatan hasil produk industri yang menggunakan karet alam. "Upaya yang dilakukan itu merupakan bentuk nyata langkah-langkah stabilisasi harga karet alam, khususnya mengembalikan harga pada tingkat yang remuneratif bagi
petani," jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Achmad Fauzi
Editor: Achmad Fauzi

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: