Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

LSM: Turunnya BI Rate Berikan Dampak Baik Sektor Properti

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Lembaga swadaya masyarakat Indonesia Property Watch mengemukakan penurunan tingkat suku bunga bakal berdampak baik bagi pengembangan sektor properti di berbagai daerah di Tanah Air.

"Turunnya BI Rate menjadi 7,5 persen diperkirakan akan terus dipertahankan dengan kemungkinan tren menurun," kata Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch Ali Tranghanda dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (25/3/2015).

Menurut dia, tren penurunan suku bunga itu dinilai akan sangat baik karena dapat membuat sektor riil bergerak. Dengan demikan, lanjutnya, juga terjadi peningkatan daya beli masyarakat properti karena suku bunga KPR akan turun.

Karena itu, ia berpendapat bahwa kondisi terkait penurunan suku bunga itu sangat baik untuk pasar konsumen. Sebelumnya, Ali juga menyatakan Bank Indonesia seharusnya menurunkan tingkat suku bunga acuan mengingat kondisi aktivitas perekonomian warga yang melemah.

"Kondisi pasar mulai melemah dan sektor riil yang tidak berjalan karena tingginya suku bunga. Dengan kondisi ini seharusnya memang BI segera memberikan stimulus salah satunya dengan penurunan BI Rate (suku bunga acuan)," katanya.

Menurut Ali Tranghanda, telah lama dinyatakan bahwa tingkat suku bunga acuan yang tinggi akan memberikan tekanan pada daya beli konsumen untuk membeli rumah.

Hal itu, ujar dia, mengingat sebagian besar konsumen properti di Indonesia saat ini masih mengandalkan pembeliannya melalui kredit pemilikan rumah (KPR). Apalagi, kata dia, saat ini kisaran bunga KPR komersial berkisar antara 12 dan 13 persen yang dinilai masih terbilang tinggi.

"Belum lagi bila kita melihat bagaimana konsumen yang dua atau tiga tahun lalu memperoleh bunga promosi 'fixed' (tetap) selama dua tahun di kisaran 8,5-9 persen. Maka, dengan patokan bunga 'floating' (mengambang) komersial saat ini, akan terjadi lonjakan cicilan per bulannya yang bisa mencapai 30 persen," katanya.

Dengan demikian, kata Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch (IPW), langkah seperti ini tentunya akan menggerus daya beli konsumen.

Indonesia Property Watch sempat memperkirakan bahwa BI akan segera menurunkan acuan suku bunganya paling lambat Semester II 2015. Namun, ternyata baru memasuki Triwulan I 2015, Bank Indonesia telah melakukan sebuah percepatan yang ditunggu pasar.

Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh IPW, setiap kenaikan 1 persen suku bunga KPR akan menurunkan pangsa pasar KPR 4-5 persen. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Advertisement

Bagikan Artikel: