Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dolar Hadapi Tekanan di Perdagangan Asia

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Dolar menghadapi tekanan jual di perdagangan Asia, Kamis (16/4/2015), setelah sejumlah data AS yang lemah meningkatkan kemungkinan bahwa Federal Reserve akan mendorong kembali kenaikan suku bunga melewati pertengahan tahun.

Di Tokyo, greenback sempat tergelincir di bawah tingkat 119 yen sebelum pulih ke 119,33 yen dalam perdagangan sore, terhadap 119,14 yen di New York pada Rabu sore. Dolar berada di atas 120 yen awal pekan ini. Euro kehilangan keuntungan awal menjadi diperdagangkan di 1,0678 dolar dari 1,0684 dolar, sementara itu naik menjadi 127,49 yen dari 127,29 yen di perdagangan AS.

Produksi industri AS turun 0,6 persen pada Maret, menurut Fed, dua kali penurunan yang diproyeksikan para analis. Juga, Fed cabang New York mengatakan indeks aktivitas manufaktur Empire State (Negara Bagian New York) jatuh ke wilayah negatif pada April untuk pertama kalinya sejak Desember.

Data tersebut datang setelah laporan penjualan ritel AS yang mengecewakan telah menekan dolar pada Selasa. Unit AS telah jatuh kembali dalam beberapa hari terakhir karena angka-angka yang lemah mempersempit kemungkinan The Fed akan segera menaikkan suku bunganya. Ekspektasi awal tahun untuk kenaikan suku bunga pada Juni, karena ekonomi utama dunia itu menunjukkan tanda-tanda penguatan.

"Juni awal untuk menormalisasi suku bunga semakin tidak mungkin," Sharon Zollner, seorang ekonom senior di Auckland pada ANZ Bank New Zealand mengatakan dalam sebuah catatan kepada nasabah.

Namun, ada beberapa kabar baik dalam laporan Beige Book Fed tentang keadaan ekonomi, yang mengatakan ekonomi terus berkembang dan pasar tenaga kerja membaik. Juga pada Rabu, Bank Sentral Eropa (ECB) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga saat ini pada tingkat terendah sepanjang masa mereka, sesuai dengan perkiraan, dan menolak spekulasi mengakhiri lebih awal kebijakan uang ultra-longgarnya.

Setelah ECB memutuskan untuk mempertahankan kebijakan suku bunga utamanya di rekor rendah 0,05 persen, Gubernur ECB Mario Draghi mengatakan "ada bukti jelas bahwa langkah-langkah kebijakan moneter yang telah kita tempatkan efektif," katanya.

Bulan lalu bank sentral memulai sebuah skema yang bertujuan untuk membeli obligasi pemerintah senilai miliaran euro setiap bulannya sampai September 2016 dalam upaya mendorong ekonomi zona euro yang lesu.

Dolar melemah terhadap mata uang Asia-Pasifik. Unit AS merosot menjadi 1,3557 dolar Singapura dari 1,3638 dolar Singapura pada Rabu, menjadi 31,17 dolar Taiwan dari 31,27 dolar Taiwan, menjadi 1.088,15 won Korea Selatan dari 1.097,60 won, menjadi 32,42 baht Thailand dari 32,46 baht, dan menjadi 44,42 peso Filipina dari 44,57 peso.

Dolar juga melemah menjadi 12.857,50 rupiah Indonesia dari 12.969,90 rupiah dan menjadi 62,40 rupee India dari 62,42 rupee. Dolar Australia naik menjadi 77,38 sen AS dari 75,93 sen AS, sedangkan yuan Tiongkok berkurang menjadi 19,26 yen dari 19,27 yen. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Advertisement

Bagikan Artikel: