Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Nasabah Ikuti Kemajuan Zaman, Total Nontunai Mandiri Capai 85%

Warta Ekonomi -

WE Online, Palembang - Transaksi nontunai di Bank Mandiri telah mencapai 85 persen dari keseluruhan pembayaran sejak fokus membangun infrastruktur berbasis digital dan internet pada 2005.

Kepala Kantor Wilayah II Bank Mandiri Kuki Kadarisman di Palembang, Jumat, mengatakan, keinginan masyarakat untuk bertransaksi nontunai ini semakin meningkat seiring dengan kemajuan teknologi yang memudahkan masyarakat dalam mengases internet.

"Transaksi melalu anjungan tunai mandiri, sms banking, dan internet banking saat ini yang mendominasi karena secara sadar atau tidak sadar, nasabah digiring untuk menggunakannya untuk mengikuti kemajuan zaman," kata Kuki.

Ia mengatakan, transaksi nontunai ini juga didorong Bank Mandiri dengan penerbitan uang elektronik (e-money) dengan batas maksimal saldo Rp1 juta. Penyebaran e-money ini cukup masif dilakukan Bank Mandiri di wilayah II (Palembang, Bengkulu, Padang, Jambi, Lampung, dan Pangkal Pinang) karena memiliki 207 kantor cabang.

Upaya ini juga mendukung program Bank Indonesia dalam Gerakan Nasional Non Tunai yang diluncurkan pada 2014. "Biaya pembuatan uang tunai demikian mahal, sementara di satu sisi kebutuhan akan uang kertas justru semakin meningkat. Ini membutuhkan upaya terus menerus dari pemerintah dan kalangan perbankan untuk menekannya, karena Bank Mandiri saja mengalokasikan Rp16 untuk biaya pemeliharaan uang per lembarnya," kata Kuki.

Ia menambahkan, Mandiri melalui sistem e-channel saat ini telah memiliki 1.600 jaringan atm dan 1.6775 unit digital panel meter untuk layanan uang elektronik yang disebar diseluruh mitra merchant. "Ke depan, jumlah merchant yang akan ditambah, jadi tidak terbatas pada minimarket dan pasar modern saja," ujar dia.

Uang sebagai alat pembayaran sejatinya sudah bisa digantikan fungsinya oleh sistem pembayaran non tunai, antara lain melalui kartu kredit, kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM), maupun kartu debit. Bahkan dalam beberapa tahun terakhir, masyarakat mulai memanfaatkan instrumen uang elektronik (e-money) untuk pembayaran yang bersifat mikro.

Tren penggunaan uang elektronik ini terus bertumbuh meski harus diakui serapannya masih rendah. Pada 2013, total nilai transaksi e-money mencapai Rp6,7 miliar per hari atau Rp2 triliun per tahun. Sementara total nilai transaksi di Indonesia adalah Rp 260 triliun per tahun. Sedangkan, penggunaan uang elektronik di Indonesia untuk transaksi ritel masih berkisar 0,6 persen. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Advertisement

Bagikan Artikel: