Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Pengamat: Kecelakaan Hercules Bisa Karena 'Human Error'

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Pengamat militer Susaningtyas Nefo Handayani Kertopati berpendapat pesawat Hercules C-130 milik TNI AU yang jatuh di Medan, Sumut, Selasa (30/6/2015), tak hanya bisa disebabkan oleh "uzur"-nya pesawat tersebut, namun juga bisa disebabkan "human error".

"Dalam peristiwa jatuhnya Hercules C-130 di Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara, ada berbagai kemungkinan penyebab. Selain tentunya faktor usia pesawat tersebut. 'Human error' (kesalahan manusia) juga mungkin. Ada (kemungkinan) karena mungkin saat mengudara kurang kuasai medan dan pesawatnya," ucap Susaningtyas, di Jakarta, Rabu (1/7/2015).

Pesawat Hercules tersebut selama ini memang masih dijadikan salah satu alat angkut atau transportasi utama bagi TNI AU. Pesawat Hercules merupakan pesawat lawas bermesin empat turboprop sayap tinggi (high wing).

Pesawat tersebut dikenal sebagai salah satu pesawat yang mampu mendarat dan lepas landas dari "runway" atau landasan ancang yang pendek atau tidak disiapkan. Namun demikian, Pesawat Hercules yang dimiliki TNI AU saat ini merupakan pesawat "uzur" dengan produksi tahun 1964 dan sudah terbilang cukup tua di kelasnya.

"Meski, terbilang pesawat tua, Hercules masih dianggap layak untuk digunakan dalam berbagai misi. Utamanya misi yang dijalankan oleh pasukan TNI AU," tutur Nuning.

Sebelumnya, Kepala Staf TNI Angkatan Udara Marsekal TNI Agus Supriatna mengakui bahwa pesawat Hercules dengan nomor lambung A-1310 yang jatuh di Medan pada Selasa mengalami masalah.

"Dugaan sementara, pasti ada suatu masalah," kata Marsekal Agus, usai meninjau proses evakuasi pesawat di Jalan Jamin Jamin Ginting, Kelurahan Mangga, Kecamatan Medan Tuntungan.

Menurut KSAU, indikasi adanya masalah tersebut dapat dilihat dari keinginan pilot pesawat itu untuk kembali ke landasan di Lanud Soewondo Medan. Namun sayangnya, pesawat yang membawa 101 penumpang tersebut jatuh terlebih dulu di sebuah lokasi pembangunan komplek pertokoan sebelum kembali ke landasan.

Meski mengakui adanya masalah, pihaknya belum mengetahui secara pasti masalah yang menyebabkan pesawat tersebut jatuh.

"Baik karena mesinnya, atau apa, belum bisa diketahui pasti," ujar KSAU.

Dengan adanya peristiwa itu, TNI AU akan mengevaluasi seluruh pesawat Hercules tipe B seperti yang jatuh di Medan tersebut. Perwira tinggi TNI itu juga menyebutkan peristiwa jatuhnya pesawat Hercules tersebut sebagai momentum awal untuk mengevaluasi sistem penerbangan yang dijalankan TNI AU.

Hercules tipe C-130 terbang pertama kali pada 23 Agustus 1954 dari pabrik Lockheed di Burbank, California, Amerika Serikat. Setelah uji coba prototipe selesai, produksi kemudian sempat dipindahkan ke Marietta, Georgia, di mana lebih dari 2.000 unit pesawat C-130 dibuat.

Indonesia menerima 10 pesawat C-130 dari pemerintah Amerika Serikat sebagai penukar tawanan pilot CIA Allen Pope yang terlibat membantu pemberontakan Permesta di Sulawesi pada tahun 1958. Pada tahun 1975, Indonesia menerima 3 unit C-130B. Pada tahun 1980-an, di bawah program untuk meningkatkan kemampuan angkatan udara Indonesia, 3 unit C-130H, 7 C-130HS (long body), 1 C-130 MP (patroli maritim).

Kemudian 1 L-100-30 (untuk keperluan sipil), dan enam L-100-30s yang dioperasikan oleh PT Merpati dan Pelita Air untuk keperluan transmigrasi. TNI AU juga mengoperasikan 2 KC-130 (versi air refuelling C-130) untuk keperluan pengisian bahan bakar di udara. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Advertisement

Bagikan Artikel: