Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BI: Beban Defisit Transaksi Pendapatan Primer Masih Besar

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Bank Indonesia mengakui beban defisit transaksi pendapatan primer masih besar, didorong masih kencangnya aliran dana keluar akibat pembayaran bunga pinjaman, laba investasi dan repatriasi keuntungan swasta.

Gubernur BI Agus Martowardojo di Jakarta, Kamis (27/8/2015), mengatakan pihaknya akan memperkuat koordinasi kebijakan dengan pemerintah untuk mengurangi defisit transaksi pendapatan yang mencapai 26 miliar dolar AS hingga 2014.

"Yang masih besar adalah sektor pendapatan. Bayangkan, kita masih defisit 26 miliar dolar AS, karena pembayaran bunga dan dividen," kata Agus usai peresmian Forum Sistem Pembayaran Indonesia.

Defisit transaksi pendapatan tersebut, sambung Agus, menjadi penyumbang terbesar dalam defisit transaksi berjalan yang sebesar 27 miliar dolar AS. Dengan berbagai upaya dan kebijakan, Bank Sentral menargetkan defisit transaksi berjalan dapat turun hingga 19 miliar dolar AS pada akhir 2015.

"Kita bilang transaksi berjalan pada 2013 sebesar 29 miliar dolar AS, 2014 sebesar 27 miliar dolar AS, 2015 akan di bawah 19 miliar dolar AS. Ini perbaikan, walaupun masih defisit," kata dia.

Di sisi lain, Agus melihat paket kebijakan ekonomi terbaru yang akan diluncurkan pemerintah akan direspon positif oleh para pelaku pasar. Menurutnya, paket kebijakan ekonomi yang integratif dan sinkron antarsektor merupakan stimulus yang sangat ditunggu pelaku pasar.

"Kalau bisa dinamai paket kebijakan September, terus nanti muncul lagi paket kebijakan Oktober, agar mudah mengenalinya," kata dia.

BI juga menyiapkan rekomendasi mengenai sektor yang perlu disentuh oleh kebijakan ekonomi terbaru pemerintah tersebut. Namun, Agus mengatakan, pembahasan rekomendasi tersebut masih dalam tahap awal, dan belum dapat dipublikasikan.

Agus mengaku masih optimistis ekonomi Indonesia dapat tumbuh sesuai rentang proyeksi terbaru di 4,7--5,1 persen pada 2015. Realisasi percepatan pencairan anggaran pemerintah pusat dan daerah, serta optimalisasi kinerja BUMN, terutama dalam pembangunan infrastruktur, kata Agus, akan menjadi kunci pertumbuhan di semester II 2015. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: