Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Menkeu: Inflasi Rendah Karena Tren Pembalikan Permintaan Pasca-Lebaran

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro menyatakan, rendahnya inflasi Agustus 2015 sebesar 0,39 persen tidak sepenuhnya diakibatkan oleh daya beli masyarakat yang masih turun Bambang di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (1/9/2015), menilai rendahnya laju inflasi Agustus 2015 lebih karena tren pembalikkan kondisi permintaan dan harga barang setelah tren konsumsi tinggi pada Ramadhan dan Lebaran di Juli lalu.

"Saya lebih melihat karena keadaaan pasca-Lebarannya," ujar dia.

Bambang juga mengklaim bahwa rendahnya inflasi Agustus didorong oleh keberhasilan pemerintah menjaga pasokan dan distribusi barang dan bahan makanan, terutana bahan pangan bergejolak (volatile food).

"Ini juga karena penanganan harga barang, terutama pangan, berjalan baik," ujarnya.

Badan Pusat Statistik mencatat inflasi Agustus 2015 sebesar 0,39 persen, dengan laju inflasi Januari-Agustus 2015 sebesar 2,29 persen.

Sedangkan inflasi tahunan atau secara "year on year" sebesar 7,18 persen, dengan tingkat inflasi inti secara tahunan sebesar 4,92 persen.

Menkeu menganggap laju inflasi inti (core inflation) hingga Agustus 2015, yang sangat dipengaruhi faktor fundamental perekonomian, masih terkendali.

Inflasi inti merupakan komponen yang cenderung persisten (persistent component) yang dipengaruhi oleh faktor-faktor fundamental seperti interaksi permintaan-penawaran, nilai tukar, harga komoditi, inflasi negara mitra dagang, dan ekseptasi inflasi pasar.

"Masih wajar, (inflasi inti) ini juga masih dipengaruhi kebijakan tahun lalu," ujarnya.

Sementara itu, BPS mencatat tekanan inflasi pada Agustus 2015, lebih karena momentum dimulainya tahun pengajaran baru.

"Sektor pendidikan, rekreasi dan olahraga merupakan komponen kelompok pengeluaran utama yang menyumbang inflasi di Agustus, karena mulai tahun ajaran baru di SD, SLTP dan SLTA," kata Kepala BPS Suryamin.

Selain kontribusi dari kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga yang pada Agustus tercatat inflasi 1,72 persen, laju inflasi juga didukung kelompok bahan makanan yang menyumbang inflasi 0,91 persen. Kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau ikut menyumbang inflasi 0,71 persen, diikuti kelompok kesehatan 0,7 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,16 persen serta kelompok sandang 0,01 persen.

Sesuai asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015, pemerintah menargetkan laju inflasi (yoy) 5 persen. Sementara, Bank Indonesia ingin mengendalikan laju inflasi (yoy) di 4 persen plus minus 1 persen. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Advertisement

Bagikan Artikel: