Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

BPS: NTT Alami Deflasi 0,70 Persen pada Agustus

Warta Ekonomi -

WE Online, Kupang - Nusa Tenggara Timur mengalami deflasi sebesar 0,73 persen pada Agustus 2015, setelah mengalami inflasi sebesar 1,06 persen pada Juli 2015, akibat turunnya indeks harga pada sebagian kelompok pengeluaran.

Kepala BPS NTT Anggoro Dwitjahyono kepada pers di Kupang, Rabu (2/9/2015), mengatakan kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks harga terbesar terjadi pada kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan sekitar 2,36 persen dan diikuti oleh kelompok bahan makanan sekitar 1,21 persen.

Menurut dia, kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks harga pada Agustus 2015 antara lain kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, kesehatan dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga.

Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan pada Agustus 2015 antara lain kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan, kelompok bahan makanan, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar, dan kelompok sandang.

"Deflasi yang terjadi pada Agustus 2015 ini senada dengan deflasi yang terjadi pada Agustus 2014 yang lalu dimana Nusa Tenggara Timur juga mengalami deflasi sebesar 0,71 persen," katanya.

Deflasi serupa juga terjadi di Kota Kupang sebagai kota yang menjadi barometer perekonomian di NTT dengan angka sebesar 0,92 persen, atau terjadi penurunan IHK dari 122,33 pada bulan Juli 2015 menjadi 121,21 pada Agustus 2015.

"Ini (deflasi) terjadi setelah mengalami inflasi pada bulan Juli 2015 yang sebesar 1,02 persen," katanya.

Anggoro menyebut tekanan deflasi di Kota Kupang disumbang oleh empat dari tujuh kelompok pengeluaran.

Kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks terbesar terjadi pada kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan yang turun sebesar 2,77 persen, diikuti oleh kelompok bahan makanan yang turun 1,53 persen.

Sedangkan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau, kelompok kesehatan dan kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga mengalami kenaikan indeks harga pada Agustus 2015 ini.

"Sebagaimana dengan Agustus 2014 yang mengalami deflasi sebesar 0,87 persen, kota Kupang pada Agustus 2015 ini juga mengalami deflasi namun sedikit lebih tinggi yakni sebesar 0,92 persen," katanya.

Beberapa komoditas utama yang menyumbang andil deflasi terbesar di Kota Kupang antara lain turunnya tarif angkutan udara, kangkung, tomat sayur, ikan tongkol, besi beton, beras, kol putih/kubis, bayam, buncis, dan celana panjang jeans.

Sedangkan komoditas utama yang menghambat laju deflasi di Kota Kupang antara lain naiknya harga daging ayam ras, telur ayam ras, sawi putih, daging babi, tarif kelompok bermain/PAUD, daun singkong, pucuk labu, lengkuas, biskuit dan tarif sekolah dasar.

Berbeda dengan Provinsi NTT dan Kota Kupang, Maumere, ibu kota Kabupaten Sikka di Pulau Flores yang dijadikan sampling untuk mengkur indeks harga konsumen di Pulau itu pada Agustus 2015 justru mengalami inflasi sebesar 0,53 persen, atau terjadi kenaikan IHK dari 114,93 pada bulan Juli 2015 menjadi 115,54 pada Agustus 2015.

Pemicu inflasi bulan Agustus 2015 di Kota Maumere adalah karena naiknya indeks harga pada enam dari tujuh kelompok pengeluaran.

Kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks terbesar terjadi pada pendidikan, rekreasi dan olah raga yang naik sebesar 1,43 persen, diikuti oleh kelompok bahan makanan yang naik sebesar 1,12 persen dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan yang juga naik sebesar 0,76 persen.

Sedangkan kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks harga terjadi pada kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar yang turun sebesar 0,20 persen. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Achmad Fauzi

Advertisement

Bagikan Artikel: