Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Investasi Butuh Bunga Rendah

Oleh: ,

Warta Ekonomi -

WE Online Jakarta- Untuk meningkatkan pertumbuhan investasi di Indonesia, perbankan perlu memberikan tawaran menarik kepada pelaku usaha, misalnya suku bunga rendah dan kemudahan kredit.

Demikian dikemukakan oleh Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad,  menanggapi keinginan beberapa pihak agar suku bunga bank segera turun. Dia mengaku senang jika suku bunga bisa turun, namun penurunannya juga perlu dibarengi dengan kemudahan akses mendapatkan kredit.

‘’Kalau bunga murah, tetapi aksesnya susah kan tidak bagus. Jadi, kita dorong dua-duanya, itulah financial inclusion,’’tegas dia. Ekonom senior Raden Pardede menuturkan Bank Indonesia (BI) sebenarnya memiliki ruang yang cukup untuk menurunkan suku bunga acuan atau BI rate yang saat ini berada di level 7,5%.

Koreksi terhadap suku bunga acuan itu, menurut dia, bisa dilakukan. Apalagi sejumlah data makroekonomi domestik sudah mulai membaik. Bahkan, tingkat BI rate saat ini semestinya berada di kisaran 2,5%-3,5%. ‘’Laju inflasi dapat dikendalikan.

Kalau harga barang-barang tidak naik, inflasi tahun depan bisa tetap di kisaran 4%. Jadi, tren inflasi akan terus rendah, tergantung pada kinerja pemerintah,’’ jelas Pardede.

Sangat Kecil

Tingkat suku bunga yang tinggi, kata dia, dikhawatirkan akan menahan laju pertumbuhan ekonomi. Padahal pemerintah menargetkan ekonomi tumbuh 5,8% pada tahun ini. Meski begitu, peluang bagi bank sentral menurunkan suku bunga acuannya saat ini dinilai sangat kecil.

Sebelumnya, kritik atas rezim bunga tinggi bank di Tanah Air kembali mengemuka. Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan suku bunga perbankan yang tinggi menjadi satu dari empat kelemahan Indonesia dalam persaingan bisnis dengan negara lain. ‘’Kita tingkat bunganya masih 5%-11%, di Malaysia 5%.

Kita kalah, apalagi (dengan) Tiongkok,’’ ungkap dia dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (BI) 2015, beberapa waktu lalu. Ia tak setuju terhadap pernyataan para analis yang selalu mengaitkan potensi kenaikan tingkat suku bunga The Fed dengan BI rate. Menurut dia, kenaikan Fed Fund Rate tidak bisa terus menjadi alasan BI mempertahankan suku bunga.

Kalla menyebutkan kenaikan suku bunga The Fed hanya berkisar 0,25%, sedangkan BI rate masih tinggi, yaitu 7,5%. ‘’Jadi, jangan mau dimainmainkan dengan hal itu (The Fed). Jangan seperti itu. Tolong ditekankan soal sisi produktivitasnya,’’ tandas dia

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Boyke P. Siregar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: