Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Peran Cloud dalam Dorong Perkembangan 'Smart City' (Bag I)

Warta Ekonomi -

WE Online, Jakarta - Kota di Indonesia, baik kota besar maupun satelit, kini sedang gencar dalam menerapkan konsep smart city. Kota-kota seperti Bandung, Jakarta, Surabaya, Yogyakarta, Bontang, hingga Samarinda, terus bertransformasi menjadi kota pintar (smart city) demi meningkatkan kualitas hidup warganya dengan menyelesaikan masalah perkotaan seperti kemacetan, kepadatan penduduk, hingga mengatasi masalah penumpukan sampah, dan sebagainya.

Dari sudut pandang teknologi, implementasi smart city tentu tidak dapat dipisahkan dari teknologi cloud. Pasalnya, arus lalu lintas data dari dan menuju aplikasi penunjang sensor yang dibutuhkan dalam mewujudkan smart city semakin masif. Tentu akan merepotkan apabila segala data dan informasi dalam aplikasi diterapkan pada data center on-premise.

Hal ini disebabkan infrastruktur on-premise belum tentu dapat mengikuti perkembangan arus data tersebut secara cepat, baik dari segi kapasitas maupun teknologi. Karena, menambahkan kapasitas atau fungsionalitas baru di data center on-premise membutuhkan waktu dan proses yang jauh lebih lama dibandingkan dengan cloud. Ada segudang problematika yang muncul saat melakukannya, mulai dari kompatibilitas, hingga biaya yang dibutuhkan dalam proses tersebut.

Untuk lebih dalam membahas koneksi antara smart city dengan cloud, berikut adalah tiga pertanyaan seputar problematika tersebut yang diajukan ke Fetra Syahbana, Country Manager untuk F5 di Indonesia.

1. Sudah sejauh mana implementasi smart city dalam kota-kota di Indonesia? Apa fokus utamanya?
Di Indonesia, fokus utama dalam pengembangan smart city lebih berkutat pada menyelesaikan beragam masalah perkotaan yang disebabkan oleh kepadatan penduduk perkotaan, populasi yang menua, dan masih banyak lagi. Karenanya, pemerintah kota menggandeng sejumlah penyedia layanan sebagai mitra demi menghubungkan berbagai perangkat, sensor, dan masyarakat dalam mewujudkan visi smart city.

Sejauh ini, perlahan tapi pasti, kota-kota di Indonesia sedang dalam perjalanan menuju smart city yang dibuktikan dengan kian pesatnya perkembangan smart city di beberapa kota besar di Indonesia. Salah satu contohnya adalah kota Bandung. Di bawah kepemimpinan Ridwan Kamil, kota yang bersinonim dengan sebutan Paris van Java ini sudah memiliki beragam program fundamental dalam rangka mewujudkan Bandung Smart City.

Program-program seperti perbaikan fasilitas internet, pembenahan kabel di kota, hingga pembangunan Bandung Command Center yang secara real-time dapat mengawasi kemacetan dan pembangunan telah tersedia dan berjalan di ibukota Jawa Barat tersebut.

Aplikasi dan konektivitas kian menjadi pusat dari smart city dan teknologi yang memungkinkan arus data dan informasi yang berseliweran di dalamnya semakin banyak. Hal ini membuat pemanfaatan solusi berbasis cloud ataupun hybrid tidak lagi dapat terbendung untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Contohnya, dengan hybrid cloud, seluruh data dan aplikasi pemprosesan sensitif dapat disimpan pada data center on-premise, sedangkan sumber daya komputasi untuk memproses hal yang tidak krusial dapat dilakukan di cloud.

2. Lantas, bagaimana dengan perkembangan cloud di Indonesia?
Dalam sebuah studi bertajuk The State of Application Delivery 2015 Asia Pacific, instansi pemerintah dan perusahaan dari berbagai industri di wilayah ini (termasuk Indonesia) yang menyatakan bahwa bahwa cloud menjadi tren teknologi yang sangat berpengaruh bagi strategi mereka dalam dua hingga lima tahun mendatang. Tren cloud yang menurut mereka penting adalah: 43% responden memilih private cloud, software as a service (37%), dan public cloud service (Iaas) (35%). Hal ini menunjukkan bahwa cloud semakin menggiurkan dalam tahun-tahun mendatang.

Mengapa instansi pemerintah dan penyedia layanan semakin mempertimbangkan teknologi cloud dalam strategi mereka? Alasannya sederhana, yaitu karena kecepatan dan kelincahan yang ditawarkan oleh teknologi cloud. Cloud dapat mempercepat waktu dalam melakukan pemulihan sumber daya ketika bencana serta waktu penerapan layanan baru dan mampu mengubah sistem sesuai dengan kebutuhan.

Semua ini akan berdampak positif pada instansi dan juga perusahaan penyedia layanan karena dapat meningkatnya produktivitas mereka. Yang tak kalah penting, cloud menyediakan kelincahan yang memungkinkan instansi pemerintah dan perusahaan penyedia layanan untuk melakukan memperluas atau bahkan memperingkas infrastruktur informasi mereka dalam jangka waktu yang relatif singkat.

3. Jadi, strategi seperi apa yang bisa diimplementasikan dalam pemanfaatan cloud dan hybrid cloud?
Pemerintah dan perusahaan penyedia layanan kini telah sudah memahami manfaat dari cloud maupun hybrid cloud. Untuk memaksimalkan potensi tersebut, ada empat faktor utama dalam strategi pemanfaatan cloud di sebuah negara, yaitu

Applications/Aplikasi
Dewasa ini, instansi pemerintah dan penyedia layanan rata-rata menjalankan sejumlah aplikasi dalam ekosistem IT mereka. Beberapa bahkan telah menjalankan lebih dari 100 aplikasi secara bersamaan. Banyak dari aplikasi ini memiliki berbagai ketentuan dan karakteristik yang berbeda-beda. Meskipun begitu, layanan berbasis cloud semakin menunjukkan kemampuan dan kematangan dalam menjalankan aplikasi inti dan juga kepercayaan dalam solusi off-premise seperti cloud semakin meningkat. Hasilnya, perusahaan kini semakin yakin dalam melakukan migrasi aplikasi yang penting ke dalam lingkungan cloud.

Business Decision-makers/Pembuat Keputusan
Solusi cloud membuat para pengambil keputusan di luar bidang IT semakin terlibat. Dengan cloud, para pemimpin ini dapat langsung memanfaatkan suatu layanan di dalam proses mereka tanpa harus melibatkan dipusingkan lebih jauh dengan urusan IT. Berbagai layanan as-a-service dapat dengan mudah mereka gunakan, tingkatkan, dan bahkan tinggalkan kapanpun dibutuhkan.

Customers/Pelanggan/Pengguna
Cloud dan IT pada umumnya, secara tradisional memiliki fokus di dalam internal perusahaan dan menghasilkan manfaat seperti penghematan, mengoptimalkan sumber daya, dan kelincahan bisnis. Namun begitu, hal ini melewatkan satu elemen penting, yakni pelanggan/ pengguna/instansi/perusahaan modern kini mulai melakukan evaluasi mengenaiapa arti cloud bagi pelanggan/pengguna mereka dan bagaimana perusahaan dapat memanfaatkannya untuk meningkatkan pengalaman mereka.

Defence/Keamanan:
Keamanan dan privasi di dalam ekosistem IT adalah topik yang tak ada habisnya dalam berbagai diskusi tentang cloud, baik aplikasi, bisnis, hingga pelanggan. Keamanan seringkali menjadi halangan dalam mengadopsi layanan cloud atau memilih penyedia layanan. Pertimbangan keamanan seharusnya tidak menjadi renungan di dalam perencanaan migrasi cloud. Seharusnya, keamanan dibahas secara luas sebelum dilakukan tindakan dalam proses migrasi cloud.

Pendekatan security-first dalam strategi cloud dapat menjamin migrasi cloud tidak akan menyebabkan permasalahan dalam operasional ataupun kebijakan, begitu juga dengan menjamin pengalaman pelanggan/pengguna yang lancar. Ini harus dilengkapi pula dengan sikap follow the apps yang defensif di mana keamanan seharusnya menjadi pelindung aplikasi dimanapun aplikasi berapa berada dan diakses.

Penulis: Fetra Syahbana, Country Manager F5 di Indonesia

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Cahyo Prayogo

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: