Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Innallilahi, Satu Peserta Aksi Cor Petani Kendeng Meninggal Dunia

Innallilahi, Satu Peserta Aksi Cor Petani Kendeng Meninggal Dunia Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Masyarakat dan para petani Kendeng yang tergabung dalam Koalisi Kendeng untuk Lestari dan Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) menggelar aksi cor di depan istana untuk menuntut penutupan operasional pabrik Semen Indonesia di kawasan pegunungan Kendeng, Rembang.

Aksi cor semen yang digelar di depan istana rupanya harus menelan korban jiwa dengan meninggal satu peserta aksi, yakni Patmi (48 tahun). Pendamping aksi dari yayasan Desantara, Mokh Sobirin menjelaskan kronologi tewasnya peserta aksi yang bertajuk aksi #DipasungSemen2.

?Kamis, 16 Maret 2017, datang menyusul kurang lebih 55 warga dari kabupaten Pati dan Rembang bergabung melakukan aksi pengecoran kaki dengan semen. Sebanyak 20 orang dari yang datang, mulai mengecor kaki di hari Kamis tersebut. Bu Patmi adalah salah satu dari yang mengecor kaki dengan kesadaran dan tanggung jawab penuh. Beliau datang sekeluarga, dengan kakak dan adiknya, dengan seizin suaminya," jelas Sobirin.

Senin sore, 20 Maret 2017, perwakilan warga diundang Kepala Kantor Staf Presiden, Teten Masduki untuk berdialog di dalam kantor KSP. Pada pokoknya, perwakilan menyatakan menolak skema penyelesaian konflik yang hendak digantungkan pada penerbitan hasil laporan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) yang sama tertutupnya dan bahkan sama sekali tidak menyertakan warga yang menolak pendirian pabrik semen PT Semen Indonesia dan pabrik semen lainnya di Pegunungan Kendeng tersebut.

Senin, 20 Maret 2017, pada malam hari, diputuskan untuk meneruskan aksi tetapi dengan mengubah cara. Sebagian besar warga akan pulang ke kampung halaman, sementara aksi akan terus dilakukan oleh 9 orang. (Alm) Bu Patmi (45) adalah salah satu yang akan pulang sehingga cor kakinya dibuka semalam, dan bersiap untuk pulang di pagi hari.

Bu Patmi sebelumnya dinyatakan sehat dan dalam keadaan baik oleh dokter. Kurang lebih pukul 02:30 dini hari (Selasa, 21 Maret 2017) setelah mandi, bu Patmi mengeluh badannya tidak nyaman, lalu mengalami kejang-kejang dan muntah. Dokter yang sedang mendampingi dan bertugas segera membawa bu Patmi ke RS St. Carolus Salemba. Menjelang sampai di RS, dokter mendapatkan bahwa Bu Patmi telah meninggal dunia.

Pihak RS St. Carolus menyatakan bahwa bu Patmi meninggal mendadak pada sekitar pukul 02.55 dengan dugaan jantung. Pagi ini jenazah almarhumah bu Patmi dipulangkan ke desa Larangan, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati untuk dimakamkan di desanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ferry Hidayat
Editor: Dewi Ispurwanti

Advertisement

Bagikan Artikel: