Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Merebut Kemenangan dengan Aksi Pangan (1)

Merebut Kemenangan dengan Aksi Pangan (1) Kredit Foto: Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ke depan ada tiga hal yang akan diperebutkan karena orang makin banyak, yakni berkaitan dengan pangan, energi, dan air. Tiga hal tersebut mulai sekarang harus diantisipasi, disiapkan, dan direncanakan dengan baik.

Demikian cuplikan pidato Presiden Joko Widodo ketika menghadiri puncak peringatan Hari Pangan Sedunia ke-36 pada 2016 di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah.

Presiden Jokowi tampak sekali menekankan pentingnya menang dalam memperebutkan tiga kebutuhan itu. Khususnya di sektor pangan bagi kehidupan masyarakat Indonesia pada masa mendatang. Masyarakat diminta untuk mengantisipasi, menyiapkan, dan merencanakannya dengan baik.

Berkaitan dengan upaya merebut kemenangan di sektor pangan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meluncurkan program Akselerasi Keuangan Sinergi dan Inklusi Pangan (Aksi Pangan) di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, Jumat (24/3/2017).

Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad ketika meluncurkan program itu mengharapkan program ini menjadi gerakan nasional dalam memperkenalkan maupun mengimplementasikan skema pembiayaan secara rantai nilai serta mendukung momentum percepatan akses keuangan di sektor pangan.

Melalui program ini, kata Muliaman, pada 2017 sebanyak 19 bank mitra menargetkan peningkatan penyaluran kredit pada sektor tani, buruh dan hutan sebesar 14,12 persen menjadi Rp260 triliun.

Asuransi usaha tani, premi dan luas lahan terlindungi akan meningkat 64,88 persen menjadi Rp180 miliar dan satu juta hektar. Asuransi usaha ternak sapi, premi dan jumlah sapi terlindungi akan meningkat 238,42 persen menjadi Rp27 miliar dan 120.000 sapi.

Kemudian, penjaminan kredit sektor pertanian meningkat 6,42 persen menjadi Rp8,8 triliun dan penjaminan KUR sektor pertanian meningkat 5,44 persen menjadi Rp9,9 triliun.

Ada tiga fokus utama dalam program yang merupakan inisiatif OJK dan Kementerian Pertanian serta bersinergi bersama Kementerian Agraria dan Tata Ruang/BPN, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah serta asosiasi dan industri jasa keuangan itu.

Tiga fokus utama itu adalah peran industri jasa keuangan, skema pembiayaan rantai nilai dan peran inovasi pangan melalui 'financial technology' (fintech) atau teknologi keuangan dan 'e-commerce'.

Akselerasi pembiayaan itu akan dilakukan terhadap komoditas unggulan yakni tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan. Kredit juga akan ditujukan kepada 11 komoditas yakni padi, jagung, kedelai, daging, kakao, bawang, cabai, gula, kopi, kelapa sawit dan karet.

Menurut Deputi Komisioner Manajemen Strategis OJK Slamet Edy Purnomo, program baru OJK itu akan fokus pada pembiayaan kepada petani. "Ini fokus ke hulun," kata Edy.

Menurut dia, dalam skema pembiyaan Program Aksi Pangan itu akan melibatkan badan perkreditan rakyat (BPR) sebagai unit penyaluran kredit. Program itu juga melibatkan perusahaan 'fintech' dan 'e-commerce'.

Hambatan pembiayaan Dengan skema pembiayaan Program Aksi Pangan diharapkan salah satu kendala dalam mengembangkan sektor pertanian dan pengolahannya dapat teratasi. (Ant)

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Fajar Sulaiman

Advertisement

Bagikan Artikel: