Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tindak Tegas LSM di Balik Masalah Sawit di Parlemen Eropa

Tindak Tegas LSM di Balik Masalah Sawit di Parlemen Eropa Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah perlu menindak tegas Lembaga Swadaya Masyarakat/LSM) yang menjadi perpanjangan tangan negara barat dalam kampanye negatif sawit global untuk memecah belah Indonesia.

Anggota komisi IV DPR Firman Subagyo mengungkapkan, Parlemen Eropa menjadi bagian dalam strategi global untuk melemahkan sendi-sendi perekonomian Indonesia.

Sementara itu, di tataran nasional, terlalu banyak LSM perpanjangan tangan asing dibiarkan melakukan kampanye negatif dengan mengatasnamakan lingkungan, perkebunan dan rakyat.

Resolusi Parlemen Eropa yang menghina Indonesia tidak bisa dipisahkan dari peran LSM oportunis ?berbaju Indonesia?. ?DPR tidak akan tinggal diam menyikapi maraknya kampanye negatif yang dilakukan negara-negara Eropa di Indonesia,? kata Firman Subagyo, di Jakarta, Selasa (25/4/2017).

Menurut Firman, isu-isu yang ?memojokkan komoditas sawit bukan hal baru. Isunya beragam dengan memanfaatkan momentum seperti kebakaran hutan, pemanfaatan lahan gambut, lingkungan, kesehatan, konflik tenurial serta isu lain.

?Semua isu itu punya satu alasan, yakni untuk memproteksi petani rapeseed, minyak kedelai, dan biji bunga matahari di Eropa karena ketidakmampuan komoditas mereka bersaing di pasar minyak nabati dunia melawan sawit Indonesia. Kampanye negatif itu tidak hanya menyerang sawit, namun komoditas unggulan ?lain seperti pulp dan tembakau. ? tambahnya.

Karena itu, kata Firman, pemerintah harus bersikap tegas. Apalagi konstitusi telah memberi mandat bahwa sumberdaya alam harus ?dikelola negara dan diperuntukan sebesar besar kemakmuran rakyat. ?Apa salahnya, kita melawan asing serta sekutu-sekutunya demi membela kepentingan negara dan melaksanakan konstitusi negara.?

Firman menambahkan, resolusi parlemen Eropa hanya merupakan akibat dari pembiaran atas maraknya berbagai isu negatif untuk memojokkan Indonesia. Didukung sejumlah LSM oportunis, kini Indonesia punya banyak label negatif seperti perusak lingkungan mempekerjakan anak dibawah umur, pelanggar HAM, menghilangkan hak masyarakat, isu korupsi serta banyak isu lain.

Pembiaran yang telah terjadi bertahun-tahun ini harus dihentikan dengan sikap tegas pemerintah. Bangsa ini perlu menyadari bahwa berbagai tuduhan yang tidak berdasar itu mempunyai banyak aspek negatif terhadap kemajuan Indonesia di kancah global.? Resolusi itu jelas-jelas merupakan intervensi yang melanggar hak asasi manusia dan hak asasi negara,? kata Firman.

Pernyataan senada juga diungkapkan pengajar Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB) Nyoto Santoso dalam berbagai kesempatan.

Nyoto mengingatkan, pemerintah perlu menyeleksi LSM ?lingkungan di karena tidak semua mempunyai motif untuk membantu perbaikan lingkungan di Indonesia.?LSM seperti teroris. Jika dibiarkan bisa merusak persatuan dan kesatuan Indonesia. Apalagi berseliwerannya dana asing yang masuk melalui LSM dan tidak bisa diaudit, terbukti telah melahirkan banyak konflik di Indonesia,? kata Nyoto.

Menurut Nyoto, dari banyak upaya pemerintah untuk mencapai kemandirian ekonomi baik melalui ketahanan pangan dan energi sebagian besar tidak terealisasi karena politik pecah belah yang ?dimainkan? LSM di Indonesia.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Vicky Fadil
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: