Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tekan Inflasi, Bank Indonesia Jabar Bakal Gaet 600 Ulama

Tekan Inflasi, Bank Indonesia Jabar Bakal Gaet 600 Ulama Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Bandung -

Menyambut bulan suci Ramadan biasanya terjadi kenaikan konsumsi oleh mayarakat yang bisa menimbulkan inflasi. Untuk itu, Bank Indonesia Kantor Perwakilan (KpW) Jawa barat berkerja sama dengan 600 ulama se-Jawa Barat dalam memberikan pengertian dan pemahaman bagi masyarakat akan pola konsumsi yang tidak berlebihan.

Kepala KpW BI Jabar, Wiwiek Sisto Widayat mengatakan Forum Koordinasi Pengendalian Inflasi Jawa Barat (FKPI) Jabar mengadakan silaturrahmi bersama ulama se-Jawa Barat untuk memberikan pembekalan kepada para ulama mengenai inflasi dan dampaknya terhadap masyarakat khususnya daya beli menjelang Ramadan dan Idul Fitri.

?Ini adalah suatu upaya kita karena seperti yang diketahui bersama bahwa masyarakat dalam menjalankan puasa ini tensi konsumsinya cukup besar sehingga memicu terjadinya inflasi. Sebab, selama empat bulan terakhir inflasi Jabar cukup tinggi yaitu sekitar 1,39 % year to date,?katanya kepada wartawan di Bandung, Selasa (22/5/2017).

Menurutnya, hari besar keagamaan seringkali dijadikan momen harga kebutuhan pokok naik dan mengakibatkan terjadinya inflasi. Dia menilai, peran ulama dalam masyarakat adalah sosok yang dipandang dan didengarkan oleh masyarakat. Untuk itu, Bank Indonesia bersama Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat bermaksud mengajak ulama untuk ikut berkontribusi dalam menyampaikan pentingnya pengendalian inflasi melalui pengaturan pola konsumsi masyarakat dan penetapan margin yang wajar kepada para pedagang.

?Kami berharap kepada para ulama untuk bisa memberikan suatu penjelasan dan pemahaman kepada masyarakat terutama di pesantren masing-masing agar mereka juga tidak terlalu banyak melakukan konsumsi,?ujarnya. ?

Wiwiek yang juga merupakan Dewan Pengarah FKPI Jabar memaparkan, upaya sosialisasi pengendalian inflasi ini dinilai sangat penting, terutama adanya kecenderungan terjadinya gejolak harga setiap menjelang maupun selama bulan Ramadan. Hal ini akan menambah tekanan pada gejolak harga seiring memasuki bulan Ramadan yang merupakan seasonal factor pendorong inflasi.

?Puasa mestinya jumlah barang yang dikonsumsi harusnya turun ya, tetapi pada kenyataannya pada puasa itu digunakan oleh masyarakat untuk mengkonsumsi secara berlebihan,?ucapnya

?kita tidak akan melarang mereka untuk membeli barang-barang konsumsi tapi tidak terlalu banyak contohnya kalau membeli bawang cukup tiga kilogram ya segitu saja, jangan berlebihan termasuk dalam membeli komoditas yang lainnya,?tambahnya.

FKPI Jabar, sambung Wiwiek, dalam mengantisipasi lonjakan harga, memiliki beberapa program strategis antara lain; program pasar murah yang bekerja sama dengan Disperindag Jabar dan Bulog Jabar.

?Pasar murah pengendali inflasi Jabar yang insya Allah akandiselenggarakan bersama rekan-rekan perbankan kemudian berkoordinasi dengan Bulog Jabar dan PT Perusahaan Perdagangan Indoensia (Persero) regional Bandung,? katanya.

Wiewiek menambahkan pengendalian inflasi pun dilakukan melalui iklan layanan masyarakat, media massa ?terkait peran ulama dalam mengendalikan inflasi.

?Ini sudah ke 4 kali bersama ulama di Jawa Barat dalam pengendalian inflasi. BI mencatat hal ini cukup efektif di dalam upaya untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat. Diharapakan pula berdampak positif terhadap laju pergerakan inflasi di Jawa Barat,?pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil

Advertisement

Bagikan Artikel: