BPS: Juni 2017 Inflasi 0,69%

Badan pusat statistik (BPS) resmi mengumumkan inflasi pada bulan Juni 2017. Perkembangan berbagai harga komoditas secara umum menunjukan adanya kenaikan.

Dalam jumpa pers, Senin (3/5/2017), Ketua Badan Pusat Statistik, Suhariyanto mengatakan inflasi tersebut sebesar 0,69%. Hasil tersebut berdasarkan pemantauan di 82 kota.

"Perkembangan harga komoditas pada bulan juni ini secara umum menunjukan ada kenaikan. Dengan posisi ini berarti berdasarkan kalender 2017 dari januari sampai juni 2017 2,38%, sementara inflasi tahun ke tahun dari bulan juni 2017 terhadap juni 2016 sebesar 4,37%," ucap Suhariyanto.

Dari 82 kota di indonesia, inflasi tertinggi terjadi di Tual, yaitu sebesar 4,48%. Inflasi terendah terjadi di Merauke sebesar 0,12%. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga pada indeks kelompok pengeluaran seperti kelompok bahan makanan.

Komoditas yang mengalami kenaikan harga pada juni 2017 antara lain, tarif listrik terutama untuk golongan 900va. Kemudian kenaikan pada tarif angkutan udara dan angkutan antar kota. "Inflasi juni ini dipengaruhi oleh tarif listrik, angkutan udara, dan angkutan antar kota. Untuk bahan makanan tidak terlalu, karena harga tersebut diatur oleh pemerintah," ucap suhariyanto.

Sementara bawang merah, bawang putih, dan cabai rawit masuk dalam kategori komoditas yang mengalami penurunan. Dari 82 kota tersebut, suhariyanto mengatakan tiga kota mengalami deflasi. Deflasi tertinggi terjadi di singaraja -0,64%, sementara deflasi terendah di denpasar -0,01%.

Suhariyanto mengatakan secara umum inflasi pada lebaran 2017 jauh lebih terkendali bila dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. "Kita tahu bahwa pemerintah melakukan berbagai upaya, ada satgas pangan dan sebagainya. Jadi posisi bulan juni 2017 sebesar 0,69%," ungkapnya.