WE Online, Jakarta - Prancis memulai gelaran Euro 2016 dengan sebuah konser besar di Menara Eiffel pada Kamis (9/6/2016), dengan Presiden Francois Hollande berjanji acara tersebut akan berlangsung mulus meski banyak terjadi demonstrasi dan ketakutan atas serangan teroris.
Keamanan sangat ketat saat DJ asal Prancis David Guetta tampil di hadapan 80.000 penonton di ikon paling terkenal di Paris tersebut. Pesta tersebut digelar sehari sebelum pertandingan perdana antara Prancis dan Rumania yang akan digelar di Stade de France, salah satu tempat yang menjadi target serangan ISIS yang menewaskan 130 orang pada November lalu.
Pemerintah bertekad untuk memastikan kejuaraan bergengsi Eropa tersebut berjalan tanpa hambatan, namun proses menjelang gelaran tersebut diwarnai oleh serangkaian demonstrasi terkait reformasi undang-undang buruh yang kontroversial.
Saat ratusan ribu orang mulai memadati ibu kota untuk menonton pertandingan, demonstrasi pekerja kereta api memasuki hari kesembilannya dan berkantong-kantong sampah rumah tangga menumpuk di jalan-jalan Paris.
Pekerja kereta api mengancam akan melakukan demonstrasi baru pada Jumat yang akan menggangu transportasi ke Stade de France. Hollande mengingatkan bahwa pemerintah siap untuk mengambil "semua langkah yang diperlukan" untuk menyediakan akomodasi dan transportasi bagi penonton, menegaskan bahwa layanan publik akan tersedia.
"Saya akan sangat memperhatikan besok, dan jika perlu diambil tindakan, maka akan ada tindakan. Seluruh Eropa akan menyaksikan (Prancis)," ujar Hollande pada Kamis.
Sedangkan untuk menjaga keamanan, sekitar 90.000 polisi dan petugas keamanan diturunkan untuk mengamankan Euro 2016. Sebagai bukti keseriusan akan keamanan, para penggemar Guetta bahkan harus melewati dua pemeriksaan keamanan sebelum memasuki area konser. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo