PT Rekeningku Dotcom Indonesia (Reku) kembali menyoroti pergerakan harga dari Bitcoin. Baru-baru ini komoditas kripto tersebut kembali menyentuh US$66.000 untuk pertama kalinya sejak 24 April 2024.
Crypto Analyst Reku, Fahmi Almuttaqin mengatakan kenaikan tersebut terjadi imbas rilis data inflasi Amerika Serikat yang mereda, dengan Indeks Harga Konsumen (CPI) bulan April secara tahunan berada di angka 3,4%, turun dari angka bulan Maret sebesar 3,5%.
Baca Juga: CEO CoinEx: Adopsi Bitcoin oleh El Salvador Bisa Ditiru oleh Negara Lain
“Perkembangan inflasi bulan April yang lebih baik dari ekspektasi tersebut telah berhasil mendorong harga Bitcoin naik ke level di atas $66 ribu, atau sekitar 7,3% dari harga terendah 24 jam terakhir di sekitar US$61,6 ribu. Kenaikan tersebut senada dengan yang terjadi di pasar saham AS dengan indeks seperti S&P 500, Nasdaq, dan DJIA, yang kompak menghijau setelah rilis data tersebut,” ungkap Fahmi, Kamis (16/4)
Kembalinya tren inflasi ke arah yang positif setelah data bulan Maret yang lebih tinggi dari perkiraan, dapat berpotensi menjadi katalis pendukung yang cukup baik bagi pasar kripto dalam satu bulan ke depan. Terlebih, ini merupakan pertama kalinya CPI mereda sepanjang tahun ini setelah di Februari naik ke 3,2% dari angka 3,1% di Januari, dan kembali naik ke 3,5% di bulan Maret lalu.
“Berkembangnya situasi yang ada dengan meningkatnya adopsi kripto seperti oleh investor institusi di Amerika Serikat misalnya, dapat berpotensi memicu pembalikan arah pasar yang signifikan,” lanjut Fahmi.
Pada situasi seperti saat ini, data CPI memang memegang peranan yang lebih dominan dalam dinamika pasar kripto seperti bagaimana data CPI Maret telah memberikan tekanan yang cukup signifikan terhadap pasar dalam satu bulan ke belakang.
Baca Juga: Sideways Usai Halving, Optimisme Tetap Menyertai Bitcoin
“Kenaikan pasar kripto saat ini turut menyoroti optimisme investor terhadap kemungkinan penurunan suku bunga pada akhir kuartal III atau kuartal IV tahun ini. Namun, dinamika data ekonomi ke depan masih menjadi variabel penentu yang perlu diantisipasi oleh investor,” imbuhnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement