Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dow Jones Cetak Rekor Tertinggi Pasca-Serangan Nice dan Kudeta Turki

        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Saham-saham di Wall Street sebagian besar tidak berubah sebagaimana data ekonomi yang kuat diimbangi oleh kekhawatiran global menyususl serangan teror di Nice.

        Mengutip BBC di Jakarta, Senin (18/7/2016), Indeks Dow Industrials mencatatkan rekor tertinggi pada penutupan perdagangan Jumat. Sementara indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite turun. Hal ini membuat Wall Street bergerak dua arah.

        Indeks Dow Jones Industrial Average naik 10,14 poin atau 0,05 persen menjadi 18.516.55, indeks S&P 500 turun 2,01 poin atau 0,09 persen ke 2.161.74 dan indeks Nasdaq Composite turun 4,47 poin atau 0,09 persen ke 5.029.59.

        Dow yang merupakan indeks utama mencatat rekor penutupan pada minggu ketiga berturut-turut karena data ekonomi optimis dan laba awal musim memberi kepercayaan bagi investor. Penjualan ritel AS naik 0,6 persen pada bulan Juni. Ini adalah bulan ketiga berturut-turut pertumbuhan untuk belanja konsumen.

        Paul Ashworth, ekonom AS di Capital Economics mencatat bahwa angka pertumbuhan penjualan ritel untuk bulan April dan Mei direvisi naik sebesar 0,1 persen. Saham Citigroup turun 0,3 persen setelah bank melaporkan kinerja lebih baik dari prediksi pada hasil kuartal kedua menjelang pembukaan pasar.

        Sementara, rivalnya Wells Fargo turun 2,9 persen menjadi 47,71 persen setelah melaporkan penurunan laba, menjadi penurunan terbesar pada S&P.

        Saham Herbalife melonjak 18 persen setelah setuju untuk membayar regulator sebesar US$ 200 juta untuk menghindari diklasifikasikan sebagai skema piramida.

        Ekuitas berjangka jatuh di akhir perdagangan menyusul laporan mengenai kudeta di Turki. Militer mengatakan telah merebut kekuasaan, namun perdana menteri mengatakan pelaku kudeta akan dijatuhi hukuman berat. Pada akhirnya, kudeta militer Turki gagal dan presiden Erdogan tetap berkuasa.

        "Imbal hasil (Treasury) AS telah jatuh, lira Turki anjlok, emas naik, Anda bisa menyebutnya respons textbook untuk situasi seperti ini," kata Brian Jacobsen, kepala strategi portofolio di Wells Fargo Funds Management di Menomonee Falls, Wisconsin.

        Sementara itu, reaksi pasar pada hari Jumat menyusul serangan Kamis di Perancis yang menewaskan lebih dari 80 orang terbatas pada penurunan saham perusahaan pariwisata dan travel. Cruise Line Carnival turun 2,2 persen, Delta Airlines turun 2,4 persen, dan saham perusahaan travel Priceline turun 1,2 persen.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Cahyo Prayogo

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: