PT Pertamina mempertanyakan program peningkatan prestasi yang didapat Rio Haryanto oleh tim Formula Satu Manor Racing jika menjadi pebalap utama kembali setelah diberi dana tambahan partisipasi balap oleh sponsor.
"Begitu dijadikan pebalap cadangan, sempat dibicarakan dana tambahan agar Rio bisa menjadi pebalap utama, kemudian kami pertanyakan apa program peningkatan prestasi untuk Rio," kata VP for Corporate Communication PT Pertamina Wianda Pusponegoro saat dihubungi, Minggu (14/8/2016).
Wianda menjelaskan pertanyaan pada Manor Racing tersebut untuk melihat apa dengan dana tambahan Rio bisa membalap lagi dan peningkatan prestasi yang signifikan nantinya.
"Jangan sampai tidak ada, kalau sama saja artinya tidak ada fasilitas untuk program perbaikan prestasi, tidak akan ada hasilnya, karena dana sponsorship itu harus bisa dipertanggungjawabkan dan dikelola dengan baik yang mendorong kemampuan maksimal dari pebalap," ujar Wianda.
Wianda menyebut untuk musim selanjutnya Pertamina meminta manajemen Kiky Sport untuk mencari alternatif tim bagi Rio Haryanto dan tidak akan memohon-mohon pada Manor untuk memberi kesempatan Rio membalap.
"Manor sudah ambil keputusannya dan kami tidak akan mengiba-iba karena Rio itu bertalenta, dengan berbagai capaian membanggakan, kenapa harus diposisikan seperti itu. Karenanya kita harus bersama-sama mendukung Rio untuk mencari opsi terbaik baginya," tutur Wianda.
Terkait dengan logo Pertamina yang terpampang di badan mobil tim Manor Racing, Wianda mengatakan pihaknya meminta tim yang bermarkas di Inggris itu mencabutnya seiring posisi Rio yang saat ini menjadi pebalap cadangan.
"Tujuan kami masuk ke F1 awalnya mendukung pebalap muda Indonesia itu, jika Rio sudah tidak di posisi pebalap utama, kami berkeinginan tidak perlu ditampilkan karena tidak cocok dengan tujuan awal kami dan akan konsisten dengan hal tersebut," kata Wianda.
Dengan penghilangan logo Pertamina, juga berarti perusahaan tambang minyak terbesar di Indonesia tersebut tidak akan mensponsori Manor untuk sisa musim balapan F1 saat ini.
Keputusan membangkucadangkan Rio oleh Manor karena masalah pendanaan yang dihadapinya di mana dia diharuskan membayar sebesar 15 juta euro atau sekitar Rp250 miliar untuk satu musim penuh.
Akan tetapi, sampai dengan seri balapan ke-12 di Sirkuit Hockenheim, Jerman, akhir Juli lali, Rio baru menyetor sebesar 8 juta euro.
Sisa tunggakan pendanaan untuknya itu memang sempat mengancam Rio tak lagi bisa tampil di F1. Beberapa alternatif bantuan dana juga belum mampu membantu.
Bahkan, pemerintah lewat Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) pun membatalkan rencana bantuan senilai Rp100 miliar agar Rio bisa tampil penuh musim ini.
Juru Bicara Kemenpora Gatot S Dewa Broto pernah menerangkan kementerian sudah putar otak agar bantuan untuk Rio diselipkan dalam APBN 2016, tetapi penolakan Komisi X DPR membuat rencana itu gagal.
Komisi X dan Kemenpora pun setuju meminta bantuan dari Kementerian Pariwisata (Kemenpar) agar membantu, tetapi Kemenpar hanya mampu mengeluarkan bantuan senilai Rp5 miliar.
Di internal Kemenpora sendiri usaha patungan antarkaryawan dan program kerja sama dengan swasta hanya mampu menghasilkan bantuan tak lebih dari Rp300 juta yang masih belum mampu membayar sisa pendanaan bagi Rio. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Tag Terkait: