Mitsubishi berpeluang memenangkan tender ketiga PLN untuk megaproyek 35 ribu Mega Watt (MW) setelah menjadi salah satu kandidat peserta lelang proyek PLTGU Jawa-1 dengan kapasitas 1.600 MW.
Perusahaan tersebut sebelumnya memenangkan kontrak EPC proyek PLTGU Tanjung Priok dengan kapasitas 800 MW pada 29 Agustus 2016 dan EPC PLTGU Muara Karang 500 MW pada November 2015.
"Tidak masalah kalau mereka menang lagi. Peluang mereka terbuka dalam 'business to business'," kata anggota Komisi VII DPR, Ramson Siagian di Jakarta, Sabtu (10/9/2016).
Ramson mengatakan, sepanjang semua persyaratan terpenuhi, maka sah-sah saja jika Mistubishi memenangkan tender ketiga tersebut. Yang penting, lanjut Ramson, semua harus didukung dengan kesiapan pembiayaan dan teknologi, pengerjaan tepat waktu, serta harga yang wajar dan kompetitif.
"Termasuk bahwa mereka tidak mengerjakan dengan syarat-syarat keuangan yang terlalu berat, misal dengan meminta penjaminan dari pemerintah," kata Ramson.
Begitu pula jika Mitsubishi menggandeng anak perusahaan PLN, menurut Ramson, juga tidak masalah sepanjang menguntungkan PLN. Yang penting, bahwa dalam proses tender, Mitsubishi memang unggul dan lebih kompetitif dibandingkan calon investor lain.
Menurut anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Rinaldy Dalimi, siapapun yang menjadi pemenang, tidak menjadi persoalan selama membuat pembangunan bisa menjadi lebih cepat. "Selama proses tendernya baik dan sesuai prosedur, maka tak jadi masalah," kata Rinaldy.
Ia berpendapat semua aktivitas memang tidak bisa disamakan antara satu tender dan tender lain, karena masing-masing pasti memiliki variabel-variabel yang berbeda. "Tetapi secara total, itulah yang terbaik," kata dia.
Sementara itu Direktur Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (Ibeka) Tri Mumpuni meminta agar PLN bersikap transparan terhadap semua proses tender yang dilakukan, termasuk dalam menentukan pemenang.
Transparansi, menurut Tri, sangat diperlukan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat. "Yang dibutuhkan di negeri ini sekarang adalah trust. Dan itu juga yang bisa dilakukan PLN agar orang percaya. Buka-bukaan saja supaya tidak ada yang curiga," kata Tri.
Berbagai bentuk keterbukaan yang bisa dilakukan, antara lain melalui diskusi publik, seminar, dan sebagainya. Melalui keterbukaan itu, PLN memberi kesempatan kepada publik dan para ahli untuk menilai, apakah benar proses tender yang dilakukan memang berjalan fair atau tidak.
"Kalau perlu, diskusi publik juga menghadirkan pada cendekiawan kelistrikan dan orang yang bisa menghitung berapa harga yang pantas untuk suatu proyek," jelas Tri.
PLN, lanjut Tri, tidak perlu takut melakukan keterbukaan seperti itu. Bahkan dengan adanya keterbukaan justru bisa meningkatkan kepercayaan sekaligus menciptakan kondisi agar pekerjaan bisa berjalan lancar, katanya. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto