Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (12/10/2016), dibuka turun sebesar 17,65 poin di tengah kekhawatiran investor terhadap sentimen eksternal yang datang dari Amerika Serikat.
IHSG BEI dibuka melemah 17,65 poin atau 0,33 persen menjadi 5.364,35. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau LQ45 bergerak 0,80 persen menjadi 918,10.
Kepala Riset Ekuitas dari Mandiri Sekuritas John Rachmat di Jakarta, Rabu mengatakan bahwa pasar saham global, termasuk IHSG BEI saat ini mengalami kegelisahan dari dua risiko utama, yakni pilpres di Amerika Serikat dan potensi kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS (Fed Funds Rate).
"Kendati demikian, kami meyakini kedua risiko itu akan terkendali, di mana pada sisi domestik kami memprediksi akan ada kejutan positif dari perbaikan belanja konsumsi," katanya.
Ia merekomendasikan agar pelaku pasar saham fokus pada saham yang memiliki inti kinerja berkualitas, serta yang diuntungkan dari program infrastruktur dan amnesti pajak.
Sementara itu, Kepala Riset Universal Broker Indonesia Satrio Utomo megatakan bahwa bursa saham Amerika Serikat yang bergerak melemah seiring dengan laporan kinerja dari sebagian emiten pada kuartal tiga yang melambat, kondisi itu mempengaruhi bursa saham di kawasan Asia.
"Kinerja emiten di Amerika Serikat bisa membuat pelaku pasar khawatir dengan kinerja emiten di Indonesia. Situasi itu masih membuat IHSG berada dalam tren turun," katanya.
Kendati demikian, ia mengatakan bahwa kabar baik datang dari harga minyak mentah dunia yang masih bergerak stabil di level psikologis 50 dolar AS per barel. Terpantau harga minyak jenis WTI Crude berada di level 50,91 dolar AS per barel, dan Brent Crude bergerak di posisi 52,62 dolar AS per barel, pada Rabu pagi ini.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng melemah 189,38 poin (0,80 persen) ke level 23.360,14, indeks Nikkei turun 103,61 poin (0,61 persen) ke level 16.921,15, dan Straits Times melemah 15,06 poin (0,53 persen) posisi 2.840,37. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto