Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        September, Nilai Tukar Rupiah Terapresiasi 0,41 Persen

        September, Nilai Tukar Rupiah Terapresiasi 0,41 Persen Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Bank Indonesia (BI) menyatakan kondisi nilai mata uang rupiah tetap stabil dengan kecenderungan menguat. Nilai tukar rupiah pada September 2016, secara rata-rata terapresiasi sebesar 0,41% dan mencapai level Rp13.110 per dolar AS.

        "Penguatan tersebut berlanjut dan pada minggu ketiga Oktober 2016 ditutup pada level Rp13.005 per dolar AS," ujar Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara di Jakarta, Kamis (20/10/2016).

        Tirta menjelaskan bahwa dari sisi domestik, penguatan rupiah didukung oleh sentimen positif perekonomian domestik, seiring dengan kondisi stabilitas makro ekonomi yang terjaga dan implementasi UU Pengampunan Pajak yang berjalan dengan baik.

        "Sementara dari sisi ekternal, penguatan rupiah terkait dengan meredanya risiko global, sejalan dengan meredanya sentimen terkait timing kenaikan FFR pada September 2016. Ke depan BI akan tetap menjaga stabilitas nilai tukar rupiah sesuai dengan nilai fundamentalnya," tukasnya.

        Terkait inflasi, BI menilai inflasi tetap terkendali pada level yang rendah dan pada akhir tahun diperkirakan akan berada di batas bawah kisaran sasaran inflasi 2016, yaitu 4?1%. "Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan September 2016 mencatat inflasi sebesar 0,22% (mtm). Inflasi tersebut cukup terkendali dan sesuai dengan pola historisnya," tandas Tirta.

        Dengan perkembangan tersebut, inflasi IHK secara year to date (ytd) dan tahunan (yoy) masing-masing mencapai 1,97% (ytd) dan 3,07% (yoy). Inflasi inti tetap stabil yang tercatat sebesar 3,21% (yoy), sejalan dengan masih lemahnya permintaan domestik, kecenderungan menurunnya harga barang input industri dari global, dan relatif stabilnya nilai tukar rupiah.

        Di sisi lain, kelompok volatile food (VF) tercatat mengalami deflasi sebesar 0,09% (mtm) terutama bersumber dari koreksi harga beberapa komoditas pangan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: