Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa produksi industri manufaktur mikro dan kecil (IMK) triwulan III 2016 naik sebesar 5,75 persen jika dibandingkan dengan triwulan III 2015, yang didorong oleh naiknya produksi industri komputer, barang elektronika dan optik.
"Produksi industri komputer, barang elektronika dan optik sebesar 34,11 persen, sektor tersebut yang mendorong pertumbuhan IMK," kata Kepala BPS Suhariyanto, dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (1/11/2016).
Selain itu, lanjut Suhariyanto, kenaikan produksi juga didorong oleh industri percetakan dan reproduksi media rekaman sebesar 20,84 persen, serta industri kertas dan barang dari kertas sebesar 19,05 persen.
Sementara untuk jenis-jenis industri yang mengalami penurunan produksi adalah barang logam bukan mesin dan peralatannya turun 12,40 persen, jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatannya turun 7,90 persen, serta industri karet, barang dari karet dan plastik turun 2,20 persen.
Namun, produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan III 2016 turun sebesar 2,06 persen jika dibandingkan dengan terhadap triwulan II 2016.
"Jenis-jenis industri yang mengalami penurunan produksi terbesar adalah jasa reparasi dan pemasangan mesin dan peralatannya turun 8,91 persen, industri peralatan listrik turun 8,66 persen, serta industri kendaraan bermotor turun 8,20 persen," kata Suhariyanto.
Sedangkan jenis-jenis industri yang mengalami kenaikan pertumbuhan terbesar adalah Industri pengolahan tembakau naik 12,36 persen, industri farmasi, obat dan obat tradisional naik 8,73 persen, serta industri bahan kimia dan barang dari bahan kimia naik 6,70 persen.
Pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan III-2016 (y-on-y) pada tingkat provinsi yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Provinsi Sulawesi Barat naik 30,69 persen, Provinsi Maluku Utara naik 24,87 persen, dan Provinsi Maluku naik 22,93 persen.
Sementara provinsi-provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan terbesar adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung turun 15,08 persen, Provinsi Jawa Barat turun 4,32 persen, dan Provinsi Kepulauan Riau turun 3,92 persen.
Untuk pertumbuhan produksi industri manufaktur mikro dan kecil triwulan III-2016 (q-to-q) pada tingkat provinsi yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Provinsi Sulawesi Barat naik 8,87 persen, Provinsi Sulawesi Utara naik 8,25 persen, dan Provinsi Maluku naik 6,33 persen.
"Provinsi-provinsi yang mengalami penurunan pertumbuhan adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung turun 14,41 persen, Provinsi Kepulauan Riau turun 11,38 persen, dan Provinsi Jawa Barat turun 9,02 persen," kata Suhariyanto. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto