PT Kereta Api Indonesia (KAI) secara resmi meluncurkan operasional kereta api perintis rute Lubukalung-Kayutanam di Sumatera Barat. Dalam sekali perjalanan, kereta itu mampu mengangkut 160 penumpang dengan waktu tempuh 38 menit untuk jarak tempuh 20 kilometer (km).
"Pengoperasian kereta perintis ini merupakan salah satu bentuk pelayanan yang diberikan oleh pemerintah melalui Kementerian Perhubungan dan PT KAI kepada masyarakat. Kami berharap pengoperasian perintis ini dapat mengakomodasi kebutuhan masyarakat Padang dan sekitarnya akan moda transportasi massal yang nyaman, aman, dan bebas macet," kata Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro di Jakarta, Selasa kemarin (1/11/2016).
Peresmian operasional KA Perintis Railbus dihadiri oleh Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Prasetyo Buditjahjono, Direktur Utama PT KAI Edi Sukmoro, dan Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno.
Edi menambahkan masyarakat yang ingin menggunakan layanan jasa angkutan Kereta Api Perintis Railbus dapat membeli tiket seharga Rp3.000. Tarif relatif murah untuk menarik minat masyarakat Padang dan sekitarnya agar memilih kereta api sebagai moda transportasi.
Menurut Edi, untuk mempersiapkan pengoperasian KA Perintis ini pihaknya sudah melakukan uji operasional kelaikan jalan pada lintas Lubukalung-Kayutanam selama Juli hingga Agustus. Kereta Api Perintis bernama Lembah Anai ini akan beroperasi empat kali sehari dengan pemberhentian Stasiun Kayutanam, Stasiun Sicincin, dan Stasiun Lubukalung.
Adapun jadwal keberangkatan: kereta api pertama rute Kayutanam-Lubukalung, berangkat dari Stasiun Kayutaman pukul 05.50 WIB, tiba di Stasiun Lubukalung pukul 06.28 WIB. Lalu Kereta api kedua tujuan Lubukalung-Kayutanam. Berangkat dari Stasiun Lubukalung pukul 07.05 WIB, tiba di Stasiun Kayutanam pukul 07.43 WIB. Kereta ketiga tujuan Kayutanam-Lubukalung, berangkat dari Stasiun Kayutanam pukul 13.50 WIB, tiba di Stasiun Lubukalung pukul 14.28 WIB.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: