Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dari Startup hingga Raksasa Teknologi, Ini Perjalanan Nvidia di Bawah Kepemimpinan Jensen Huang

Dari Startup hingga Raksasa Teknologi, Ini Perjalanan Nvidia di Bawah Kepemimpinan Jensen Huang Kredit Foto: NVIDIA
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perjalanan Nvidia dari sebuah perusahaan startup kecil hingga menjadi raksasa teknologi dengan nilai pasar lebih dari $3 triliun tidak terlepas dari visi dan kepemimpinan Jensen Huang. Sebagai pendiri sekaligus CEO Nvidia, Huang telah membawa perusahaan ini menjadi pemain utama dalam industri kecerdasan buatan (AI).

Pada tahun 1993, Jensen Huang bersama dua rekannya, Chris Malachowsky dan Curtis Priem, mendirikan Nvidia di tengah berkembangnya revolusi komputasi. 

Mereka menciptakan chip khusus yang mampu mengambil alih tugas rendering grafis berat dari CPU, sebuah konsep yang kemudian dikenal sebagai GPU (Graphic Processing Unit).

Nama Nvidia diambil dari kata Latin "invidia," yang berarti iri, mencerminkan ambisi mereka untuk membuat pesaing terkagum-kagum dengan inovasi yang mereka tawarkan. Namun, jalan menuju kesuksesan tidak selalu mulus. 

GPU pertama Nvidia, NV1, yang dirilis pada tahun 1995, kurang berhasil di pasar karena arsitekturnya yang tidak kompatibel dengan standar industri saat itu. Meskipun demikian, produk ini menjadi batu loncatan penting untuk inovasi di masa depan.

Titik balik bagi Nvidia datang pada tahun 1998 dengan peluncuran Riva 128, sebuah kartu grafis yang merevolusi dunia gaming PC. Kesuksesan besar ini diikuti oleh peluncuran GeForce 256 pada tahun 1999, yang memperkenalkan teknologi hardware transform and lighting, sebuah inovasi yang mengubah standar kualitas visual dalam game dan grafis komputer.

Dalam beberapa dekade berikutnya, Nvidia terus berinovasi, mulai dari lini GeForce GTX yang sangat populer hingga seri RTX terbaru dengan teknologi ray tracing. Namun, langkah besar Nvidia terjadi pada tahun 2006 dengan diperkenalkannya arsitektur CUDA. Teknologi ini memungkinkan GPU untuk mempercepat perhitungan paralel yang kompleks, membuka jalan bagi revolusi AI yang kita saksikan hari ini.

Baca Juga: F5 Percepat Delivery Aplikasi berbasis AI untuk Penyedia Layanan dan Enterprise dengan NVIDIA BlueField-3 DPU

Di era AI, Nvidia menjadi pemimpin pasar dengan menguasai sekitar 70% pangsa pasar industri. Teknologi mereka kini digunakan dalam berbagai bidang, mulai dari pengembangan kendaraan otonom hingga penelitian genomik. Arsitektur GPU mereka bahkan digunakan untuk memprediksi perilaku galaksi dan analisis risiko di sektor keuangan. Hal ini menunjukkan betapa luasnya dampak inovasi Nvidia dalam berbagai aspek kehidupan manusia.

Di balik kesuksesan ini, kekayaan pribadi Jensen Huang meningkat secara signifikan. Pada akhir 2024, kekayaan bersihnya mencapai $117 miliar, meningkat berkali-kali lipat sejak akhir 2022. Hal ini menjadikannya salah satu tokoh teknologi terkaya di dunia.

Namun, Huang tidak hanya dikenal karena kekayaannya, tetapi juga karena visi strategis dan dedikasinya pada inovasi. Di bawah kepemimpinannya, Nvidia tidak hanya mentransformasi industri teknologi, tetapi juga menciptakan dampak positif di berbagai bidang, termasuk kesehatan, transportasi, dan sains.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: