Neraca perdagangan Provinsi Kalimantan Timur periode Januari - September 2016 tercatat mengalami surplus sebesar 7,084 miliar dolar AS, atau setara Rp92,09 triliun dengan asumsi rata-rata 1 dolar sama dengan Rp13.000.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kaltim, M. Habibullah mengatakan "Surplus sebesar itu diperoleh dari hasil ekspor sebesar 9,85 miliar dolar dikurangi impor senilai 2,766 miliar dolar AS," katanya di Samarinda, Selasa (8/11/2016).
Neraca perdagangan Kaltim selama ini terus menunjukkan nilai positif karena selalu surplus, namun jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, keuntungannya menurun karena pada Januari - September 2015 neraca perdagangan Kaltim surplus 9,23 miliar dolar.
Menurutnya, perdagangan luar negeri merupakan kegiatan ekonomi yang saling menguntungkan karena dari ekspor menjadi pemasukan devisa negara, sedangkan dari komoditas yang diimpor akan menjadi bahan baku sebagai modal untuk pembangunan dalam negeri atau pembangunan di daerah.
Berbagai komoditas yang diekspor Kaltim periode Januari - September antara lain bahan bakar mineral senilai 8,939 miliar dolar, dengan rincian migas senilai 2,84 miliar dolar dan ekspor nonmigas yang di dalamnya ada batu bara dengan nilai 6,99 miliar dolar AS.
Sedangkan negara tujuan yang menjadi andalan Kaltim dalam menjual komoditas migas di periode ini antara lain ke Jepang dengan nilai 1,29 miliar dolar, ke Taiwan 563,18 juta dolar, ke Malaysia dengan nilai 63,27 juta dolar Amerika, ke Singapura dengan nilai 262,89 juta dolar.
Sedangkan komoditas yang diimpor Kaltim pada Januari - September 2016 berupa migas senilai 2 miliar dolar dengan rincian minyak mentah senilai 1,65 miliar dolar AS dan hasil minyak dengan nilai 348 juta dolar AS.
"Untuk negara penghasil migas yang diimpor Kaltim antara lain dari Malaysia senilai 508 juta dolar, dari Nigeria 435 juta dolar, dari Azerbaijan senilai 390 juta dolar, dari Algeria 122 juta dolar, dan migas yang diimpor dari Korea Selatan senilai 223 juta dolar," ujarnya. (Ant).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Leli Nurhidayah