Perusahaan Umum? (Perum) Damri untuk periode sembilan bulan tahun 2016 berhasil meraih pendapatan sebesar Rp. 813,91 miliar atau turun sekitar 2% dari Rp.831,4 miliar untuk periode yang sama tahun sebelumnya
Sekretaris Perusahaan Perum Damri Arifin mengatakan pendapatan bus perusahaan yang beroperasi ke Bandara Soekarno-Hatta selama sembilan bulan tahun ini mengalami penurunan sekitar 10-20%. ?Salah satu faktor penyebabnya,? karena maraknya transportasi? berbasis online yang? beroperasi di Bandara Soekarno-Hatta.? Untuk mengatasi masalah ini ,kami sudah menyiapkan antisipasi sehingga bisa kembali meningkatkan kinerja,? Kata Arifin di Jakarta, kemarin.
Dikatakan Arifin , beberapa perubahan akan dilakukan perusahaan guna? mendongkrak kembali? pendapatan antara lain dengan merenovasi tampilan kendaraan, karyawan, maupun sistem operasional.
?Walaupun tidak bisa seperti membalik telapak tangan, namun Damri telah berkomitmen untuk berubah ke arah yang lebih baik, lebih menjual, lebih ramah, dan lebih aman,? katanya.
Mengenai perubahan sistem, perusahaan akan menggunakan passenger information system (PIS) baik yang dibangun oleh Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek maupun yang akan dibangun oleh perusahaan sendiri.
Ia menambahkan bahwa Damri pada tahun depan juga akan melakukan digitalisasi administrasi sistem pelayanan. Selain itu perseroan berencana membuat aplikasi pemesanan Damri melalui sistem telepon pintar android. Terkait dengan waktu dikeluarkannya sistem pelayanan baru tersebut, dia menuturkan, masih belum bisa memberitahukannya. ?Saya belum bisa jawab, nanti saya konfirmasi dengan pengembangnya ya,? kata Arifin.
Ketua Advokasi Masyarakat Transportasi Indonesia Darmaningtyas mengungkapkan agar bisa bersaing di tengah ketatnya persaingan dengan transportasi berbasis online, Damri harus? memperbaiki pelayanan dan menghadirkan inovasi yang baru.
Diakui Darmaningtyas, saat ini masyarakat lebih memilih menggunakan angkutan umum sewa berbasis aplikasi karena mereka bebas memilih waktu keberangkatan ke bandara yang akan dituju dengan harga terjangkau. ?Kondisi tersebut berbeda dengan angkutan Damri. Dimana masyarakat pengguna angkutan umum Damri menuju bandara tidak bisa mengatur waktu keberangkatan sendiri,? Ujarnya.
Dia mengungkapkan kecenderungan saat ini masyarakat terkadang lebih memilih membayar mahal agar tidak telah sampai bandara. Oleh karena itu, paparnya, perusahaan harus meningkatkan ketepatan waktu berangkat menuju bandara. ?Damri juga harus bisa mengoptimalkan armada antar kota antar provinsi (AKAP) yang dimilikinya untuk mengangkut barang-barang seperti dokumen atau paket.Kalau hanya mengandalkan bisnis penumpang , sulit berkembang,? katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Vicky Fadil