Produk gula aren di Kabupaten Lebak, Banten, menembus pasar ekspor sehingga memicu pertumbuhan ekonomi masyarakat di daerah itu.
Kepala Seksi Aneka Industri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak, Sutisna mengatakan "Kami menerima laporan produk unggulan daerah itu diekspor melalui perusahan di Jakarta," katanya di Lebak, Jumat.
Selama ini, sentra produk gula aren di Kabupaten Lebak tersebar di Kecamatan Sobang, Panggarangan, Cibeber, Cijaku, Cigemblong, Cilograng, Muncang, dan Lebak Gedong. Mereka mengembangkan usaha kerajinan produk gula aren karena didukung bahan baku dari pohon nira. Saat ini, populasi pohon nira di daerah itu cukup melimpah melalui pengembangan budidaya perkebunan.
"Kami mendorong agar kualitas produk gula aren lebih bagus," ujarnya.
Menurut Sutisna, produk gula aren juga terbagi dua jenis yakni gula aren cetak dan gula aren semut atau halus. Namun, kebanyakan produk gula aren itu yang menembus pasar ekspor jenis gula semut. Sebagian besar dijual ke pasar ekspor antara lain ke Korsel, Jepang, Australia, Belanda, Italia, Amerika Serikat dan Jerman.
Produk gula aren itu sudah mengantongi sertifikat makanan organik internasional sehingga dapat menembus pasar dunia itu.
Dia menambahkan kelebihan gula aren Lebak, selain organik yang menyehatkan juga cocok dijadikan pemanis berbagai jenis bahan makanan dan minuman. Disamping itu juga rasanya manis, beraroma, dan bertahan lama.
"Semua produk gula aren itu dikelola secara tradisional tanpa menggunakan bahan pengawet," katanya menjelaskan.
Ia mengatakan diperkirakan produksi gula aren diekspor ke pasar mancanegara mencapai 50-70 ton per bulan. Selain itu, produk gula aren Lebak juga dipasarkan ke hotel-hotel berbintang di Jakarta, Bandung, Tangerang, dan Bogor.
Pemerintah daerah terus mengoptimalkan pembinaan guna meningkatkan kualitas produk melalui diversifikasi, pelatihan kewirausahaan, dan manajemen keuangan.
"Kami mendorong produk gula aren menjadikan pendapatan tetap ekonomi masyarakat," ujarnya menambahkan.
Anwar (55), seorang perajin gula semut warga Kecamatan Sobang, Kabupaten Lebak mengaku dirinya setiap bulan mengekspor gula semut ke Australia antara 20-30 ton.
Saat ini, permintaan gula semut di negara Kanguru itu cukup tinggi untuk memenuhi permintaan hotel, super market juga produksi aneka makanan di negara itu. Tingginya permintaan pasar ekpsor itu setelah mengikuti pameran produk gula semut Lebak di Belanda melalui sponsor perusahaan eksportir dari Jakarta. (Ant).
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Leli Nurhidayah
Tag Terkait: