PT Garuda Maintenance Facility AeroAsia (GMF) secara resmi telah menyepakati kerja sama operasi dengan PT Merpati Maintenance Facility (MMF) sebagai upaya pengembangan bisnis dengan meraih pasar perawatan pesawat di Indonesia Timur.
"Kami membutuhkan 'strategic partnership' (kemitraan strategis) dengan pihak lain yang handal dan mumpuni di bidangnya, untuk mendukung program perusahaan," kata Direktur Utama GMF Juliandra Nurtjahjo dalam rilis yang diterima di Jakarta, Minggu (13/11/2016).
Menurut Juliandra Nurtjahjo, kerja sama operasi tersebut juga merupakan salah satu strategi yang dilakukan GMF dalam rangka meraih visi pada tahun 2020 sebagai MRO (perusahaan perawatan dan perbaikan pesawat) 10 terbaik di dunia.
Kesepakatan yang dituangkan dalam Perjanjian Kerjasama Operasi ini ditandatangani oleh Direktur Utama GMF Juliandra Nurtjahjo serta Direktur Utama MMF Suharto di Hangar PT Merpati Maintenance Facility (MMF) Surabaya, Jawa Timur, 12 November 2016.
Kerja sama itu nantinya meliputi pekerjaan umum industri perawatan perbaikan pesawat antara lain untuk pesawat berjenis Cessna 172/152, Twin Otter, Casa 212, Cessna Caravan 208/206 dan tidak menutup kemungkinan jenis kapabilitas pesawat lainnya sesuai dengan perkembangan bisnis ke depannya.
Dalam proyek kerja sama operasi yang berjangka waktu 5 tahun ini masing-masing pihak baik GMF maupun MMF memberikan kontribusi sesuai dengan kesepakatan dan akan dikelola secara terpadu oleh kedua belah pihak. Juliandra juga mengatakan bahwa Kerjasama Operasi ini menjadi langkah strategis GMF dalam mengembangkan industri perawatan pesawat di Indonesia.
Menurut dia, saat ini pasar perawatan pesawat nasional baru mampu diserap 30-40 persen oleh MRO domestik, sedangkan sisanya masih diambil oleh MRO asing.
"Dengan berbekal pengalaman dan kemampuan yang kita miliki bersama, kita harus yakin bahwa dengan adanya kerja sama operasi ini kita mampu mengambil pasar perawatan pesawat domestik lebih besar lagi," katanya.
Diawali dari lokasi hangar MMF di Surabaya, operasionalisasi kerja sama operasi yang akan dimulai di awal Januari 2017 ini akan dikembangkan di beberapa lokasi lain di wilayah timur Indonesia salah satunya di Biak. Sementara itu, Direktur Utama MMF Suharto mengatakan bahwa pihaknya juga sangat antusias dengan disahkannya kerja sama operasi ini.
"Kami optimis kerja sama operasi dengan GMF ini bisa meningkatkan kinerja kami secara signifikan baik ke depannya," kata Suharto.
MMF sendiri memberikan kontribusi berupa sarana dan prasarana seperti Hangar di Surabaya dan Biak, ruang kantor dan ruang penyimpanan material, serta memfasilitasi sertifikasi persetujuan dari Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU).
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mendorong industri penerbangan nasional untuk menciptakan inovasi-inovasi guna meningkatkan daya saing dalam era modernisasi dan deregulasi saat ini.
"Dalam industri penerbangan, dengan marjin yang semakin ketat dan diferensiasi produk memegang peranan penting, maskapai penerbangan yang beroperasi dengan inovasi terbaik akan memiliki keunggulan dalam era modernisasi dan deregulasi," kata Budi dalam sambutannya pada pembukaan Rapat Umum Anggota (RUA) Asosiasi Maskapai Penerbangan Nasional (Inaca) di Jakarta, Kamis (20/10/2016). (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Cahyo Prayogo