Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus anjlok dalam dua hari terakhir. Hal tersebut membuat PT Bursa Efek Indonesia (BEI) harus berkoordinasi dengan pihak Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Direktur Utama BEI Tito Sulistio mengatakan pihaknya memang mendapat panggilan dari OJK untuk melakukan pembicaraan dengan pihak perbankan juga. Ini terkait dengan koreksi dalam yang dialami oleh IHSG.
"Nanti sore kita diundang OJK, kita tidak tahu kenapa. Dipanggil OJK untuk koordinasi sharing informasi saja. Nanti jam 5," ungkapnya di Jakarta, Senin (14/11/2016).
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa dari segi BEI, dalam kondisi seperti ini, yang bisa dilakukan hanya melakukan pengetatan pengawasan di pasar modal. Guna mempersempit ruang broker untuk melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan peraturan yang ada di pasar.
"Tugas bursa memberikan informasi, secara fundamental kita bagus. Bursa akan mengatakan bahwa pengawasan akan kita ketatkan agar broker tidak melakukan hal-hal yang tidak boleh. misalnya, tidak berspekulasi terlalu besar, tidak short selling, MKBD masih tetap sesuai koridor yang ada," tegasnya.
IHSG memang terus mengalami penurunan pasca terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS). Namun, ia memandang bahwa kinerja saham-saham di pasar modal Indonesia masih baik dengan baiknya fundamental perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI.
"Dalam dua hari ini memang turun sekitar enam persen, tapi kalau dilihat fundamentalnya, saham-saham masih bagus di mana secara year to date mengalami kenaikan," katanya.
?Bos BEI ini tak memungkiri, memang terpilihnya Donald Trump yang membuat IHSG anjlok. Pasalnya, disinyalir suku bung The Fed akan naik di akhir tahun ini. "Musuh kita itu kenaikan suku bunga The Fed, tapi sekali lagi ekonomi dalam negeri baik, bisnis emiten masih berjalan, sehingga fundamental kita masih baik walaupun sekarang IHSG melemah," ucapnya.
Pelemahan IHSG, lanjut Tito memang dialami oleh saham-saham berkapitalisasi besar seperti PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) yang turun 5,8 persen, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) merosot 3,4 persen, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) melemah 5,8 persen pada sesi pertama perdagangan hari ini. Meskipun melemah, kata Tito, kalau dilihat secara tahunan maka harga saham-saham tersebut mengalami pertumbuhan yang signifikan.
"Saham Telkom secara year to date itu tumbuh 27,5 persen, kemudian BBCA 10,3 persen dan saham BRI 5,8 persen. Ini artinya, kinerja saham kita masih baik," terangnya.
Tercatat, pada akhir perdagangan sesi pertama hari ini IHSG ditutup melemah 137.71 poin (2,63%) ke level 5,094.36. Malahan, pada perjalanannya hinga mengakhiri sesi pertama, IHSG sempat anjlok hingga ke level 5,043.35 di mana level tertinggi ada di level 5,196,78.
Sejak perdagangan hari ini, IHSG masih nyaman berada di zona merah. Indeks pada hari ini dibuka di level 5,194.93, sehingga setelah pembukaan terjadi pelemahan sebesar 37,04 poin atau 0,71 persen.
Sebanyak 47 saham menguat, 252 saham melemah, dan 239 saham stagnan dari 538 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
Seluruh sektor masih betal di zona merah hari ini. Dimana, tekanan utama terdapat pada sektor infrastruktur yang terkoreksi 4,06 persen, sektor properti yang melemah 3,61 persen, dan sektor finansial runtuh 3,49 persen. Adapun, nilai tukar rupiah menguat 0,28 persen atau 38 poin ke Rp13.345 per dolar AS siang ini.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Cahyo Prayogo