Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        INDEF Sayangkan Pernyataan Kapolri soal Rush Money

        INDEF Sayangkan Pernyataan Kapolri soal Rush Money Kredit Foto: Ferry Hidayat
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Direktur Institute For Development of Economics and Finance (INDEF), Enny Sri Hartarti menyayangkan pernyataan Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian terkait isu makar dan rush money. Menurutnya, sebagai aparat penegak hukum, Polri harusnya terlebih dahulu mengkroscek isu-isu sensitif yang bisa mempengaruhi situasi ekonomi nasional.

        "Isu rush money yang terlontar dari medsos, mestinya Polri mengonfirmasi data faktual yang ada, apakah memang ada penarikan dana yang luar biasa dari masyarakat, bagaimana tingkat kesehatan perbankan dan lain-lain yang mestinya dijadikan acuan. Dan bukan justru aparat penegak hukum malah ikut-ikutan mengatakan bahwa ada potensi instabiltas dengan isu makar. Jadinya kan lucu karena pemerintah seperti tidak punya data dan seperti kata kapolri bahwa data mereka dapatkan dari medsos dan Google," kata Enny di Jakarta, Senin (28/11/2016).

        Oleh karena itu kedepan Enny mengharapkan agar aparat penegak hukum melakukan koordinasi dengan semua pihak sebelum mengeluarkan pernyataan di masyarakat dan yang terpenting melakukan verifikasi sumber informasinya.

        "Jangan menyampaikan informasi yang justru membuat resah mayarakat. Aparat hukum harusnya bisa meredam isu dan bukan malah membuat isu jadi bertambah liar," tambahnya.

        Sementara itu, ketika ditanya terkait belum tegasnya Polri dalam menahan tersangka penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), Enny mengatakan langkah Polri dikhawatirkan akan mempengaruhi sentimen pasar. Pasalnya, dalam ekonomi selain faktor fundamental, faktor psikologis juga mempengaruhi kondisi ekonomi nasional. Menurutnya, faktor sentimen dan psikologis ini bisa membuka ruang terjadinya berbagai macam spekulasi.

        "Kalau tidak jelas dan tegas maka faktor sentimen dan psikologis bisa mempengaruhi perekonomian yang bisa dilihat dari berbagai macam spekulasi. Dampaknya kalau banyak spekulasi, fluktuasi nilai tukar dan nilai saham sangat tinggi. Ada investor yang hari ini pergi dan dua hari kemudian masuk kembali. Ini jadi ancaman bagi perekonomian," tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ferry Hidayat
        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: