Aktris Gita Gutawa Awali Debutnya di Eropa Lewat Film Berjudul 'Grain'
Penyanyi dan bintang film Gita Gutawa mengawali debutnya sebagai aktris di Eropa dalam film "romance" pendek berjudul "Grain", yang disutradarai Adrian Permata Scanlon dengan mempromosikan kekayaan batik Indonesia.
Produser film "Grain", Steven Marcelino kepada Antara di London, Sabtu (17/12/2016) mengatakan, film yang dibuat dalam waktu setahun mengambil lokasi di London dan Paris dengan menceritakan hari terakhir Ayu di Paris bersama dengan Pierre, bule Perancis yang berbakat dalam fotografi.
Gita yang berperan sebagai Ayu di dalam film itu bertekad meyakinkan Pierre, sang pacar, untuk mengikuti mimpinya sebagai fotografer profesional.
Dikatakannya, film "Grain" memiliki "setting" berbagai "landmark" di kota romantis Paris dan kota asal Ratu Elizabeth yakni Menara Eiffel dan Tower Bridge, serta bangunan terkenal lainnya.
Pada saat pengambilan gambar, Gita Gutawa tengah menyelesaikan studi magister di London School of Economics di London, Inggris.
Ayah Gita, Erwin Gutawa, turut mendukung peran putrinya dalam proses pembuatan film ini dengan menghadiri pengambilan gambar selama di Paris, dan bahkan mengambil beberapa peran dalam film.
Adrian, sutradara muda berdarah campuran Inggris-Indonesia ini ingin membuat film untuk orang yang pernah merasakan takut akan kegagalan, tema yang mungkin bisa dirasakan kebanyakan orang tanpa memandang latar berlakang seseorang.
Pria yang sering menghabiskan masa liburannya di Indonesia ini mendengar banyak respon positif dari kritikus film di berbagai film festival.
Adrian mengakui pentingnya mempromosikan damai yang "intercultural" mengingat sama-sama sebagai manusia biasa.
Kolaborasi Outer Circle Pictures dengan Delegasi Tetap RI untuk UNESCO, Paris ini dalam memproduksi "Grain" berhasil ditayangkan secara perdana dalam pembukaan 10th Balinale International Film Festival 2016.
Outer Circle Pictures mendapatkan dukungan dari UNESCO, di mana "shooting" dari pembuatan "scene" utama film ini dilakukan di markas besar UNESCO (United Nations of Educational, Scientifice, and Cultural Organization) di Paris.
Steven Marcelino mengatakan film "Grain" ini adalah "channel" yang modern untuk mempromosikan budaya Indonesia di dunia internasional dan meningkatkan relasi antarbudaya khususnya Indonesia dan Eropa Sementara itu, Duta Besar/Deputi Wakil Tetap Republik Indonesia di UNESCO, Paris. TA Fauzi Soelaiman mengakui peran batik dalam film ini merupakan simbol kebanggaan nasional yang menjadi tugas setiap warga negara Indonesia menjaga dan melestarikannya.
Batik Indonesia merupakan warisan budaya yang telah diakui oleh UNESCO sebagai "intangible cultural heritage", ujarnya.
Fauzi Soelaiman yang merupakan mantan atase pendidikan di London ini, berambisi menaikkan citra budaya Indonesia di kancah dunia internasional melalui kerja sama multilateral dalam kerangka kerja UNESCO.
"Generasi muda pun sekarang juga bisa mengambil peran aktif dalam mengharumkan citra positif warisan budaya di kancah mancanegara, ujarnya yang bangga akan produksi kreatif dari film "Grain". (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto
Tag Terkait: