Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dompet Dhuafa Angkat Citra Kopi Indonesia Lewat Pemberdayaan Komunitas

        Dompet Dhuafa Angkat Citra Kopi Indonesia Lewat Pemberdayaan Komunitas Kredit Foto: Arif Hatta
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Indonesia adalah salah satu negara produsen dan eksportir kopi paling besar di dunia. Kebanyakan hasil produksinya adalah varietas robusta yang berkualitas lebih rendah. Indonesia juga terkenal karena memiliki sejumlah kopi khusus seperti 'kopi luwak' (dikenal sebagai kopi yang paling mahal di dunia) dan 'kopi Mandailing'. Berkaitan dengan komoditi-komoditi agrikultur, kopi adalah penghasil devisa terbesar keempat untuk Indonesia setelah minyak sawit, karet dan kakao, Senin (19/12/2016).

        Kopi diperkenalkan di Nusantara oleh Belanda yang pada awalnya menanam pohon-pohon kopi di sekitar wilayah kekuasaan mereka di Batavia namun kemudian dengan cepat mengekspansi produksi kopi ke wilayah Bogor dan Sukabumi di Jawa Barat di abad ke-17 dan abad ke-18. Indonesia terbukti memiliki iklim yang hampir ideal untuk produksi kopi dan karenanya perkebunan-perkebunan segera didirikan di wilayah-wilayah lain di Jawa, Sumatra dan juga di Sulawesi.

        Menurut Jodi Iswanto, Direktur Karya Masyarakat Mandiri Dompet Dhuafa, mengatakan ?Kopi merupakan komoditas unggulan Indonesia di tingkat dunia, selain sebagai salah satu produsen terbesar dunia kopi indonesia memiliki keunggulan khusus dalam hal citarasa dan kualitas yang tak tertandingi, serta memiliki varietas yang beragam. Pada sisi yang lain, petani kopi sebagai produsen ternyata tidak dapat menikmati secara langsung mahalnya kopi karena kesenjangan harga kopi di tingkat petani dengan harga beli akhir konsumen sangat tinggi. Petani kopi pun terutama yg pola perkebunan kopi rakyat masih belum hidup secara sejahtera. Dengan kondisi seperti ini, Dompet Dhuafa menjadi relevan untuk dapat berperan dalam isu pengembangan kopi rakyat di Indonesia.? ujarnya.

        Lanjutnya, untuk program pengembangan kopi arabika di dataran tinggi Gayo, Aceh Tengah pada akhir tahun 2014 sesaat pasca bencana alam gempa bumi yang menimpa Aceh Tengah di tahun 2013. Jadi awalnya, program ini bagian dari recovery ekonomi pasca bencana alam dengan sebelumnya terdapat program penanganan bencana oleh tim Disasater Management Centre (DMC) Dompet Dhuafa.

        Saat ini mulai bermunculan kedai-kedai kopi yang berkonsep lokal dengan tema mengangkat citra rasa luhur, kedai-kedai kopi ini menawarkan kenikmatan kopi-kopi daerah dari seluruh Indonesia hal ini justru menjadi ?aroma sedap? bagi pasar ekonomi perkopian di Indonesia. Baik kalangan tua hingga muda, serta semua gender dapat menikmati kopi nusantara. Hal tersebut tidak terlepas dari peranan masyarakat hingga lembaga Dompet Dhuafa dalam menginisiasi program pengembangan kopi hingga pemberdayaan petani kopi.

        Jodi Iswanto menuturkan , ?Dompet Dhuafa mempunyai peranan andil dalam pembinaan pengetahuan para petani untuk peningkatan kualitas dan kuantitas produk, pembiayaan untuk pembeliaan produk kopi petani yg dikelola oleh koperasi petani sehingga mengurangi ketergantungan pada tengkulak dan juga peningkatan akses pasar petani kopi yang akhirnya berpengaruh ke tingkat pendapatan petani kopi yang dibina oleh Dompet Dhuafa?.ujar Jodi.

        ?Berikutnya untuk target kopi yang akan diberdayakan oleh Dompet Dhuafa selain di Aceh dan Temanggung, hingga saat ini Dompet Dhuafa sudah menyiapkan klaster pengembangan di beberapa titik produsen kopi unggul seperti di Kahaya, Bulukumba dan lainnya?, lanjut Jodi Iswanto.

        Dengan adanya pengembangan kopi yang lebih modern, pemberdayaan petani kopi yang sejahtera dan merambahnya kedai-kedai kopi dari tradisional hingga modern dengan mengangkat kopi nusantara maka tak heran jika Indonesia mempunyai asset bagus dalam menaikkan citra kopi dalam kancah Internasional hingga menjadi penyuplai kopi terbesar di Dunia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Vicky Fadil
        Editor: Vicky Fadil

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: