Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyerukan negara itu harus memperkuat dan memperluas kemampuan nuklirnya.
Trump mengatakan bahwa senjata nuklir harus dibangun sampai dunia sadar terkait nuklir ini, demikian seperti dikutip dari laman BBC di Jakarta, Senin (26/12/2016).
Pernyataan Trump tersebut dikeluarkan melalui akun Twitternya beberapa jam setelah Presiden Putin mengadakan pertemuan dengan para pejabat militer untuk merangkum kegiatan militer Rusia selama tahun 2016. Putin mengatakan Rusia perlu memperkuat potensi nuklirnya dan mengembangkan rudal yang dapat menembus sistem pertahanan rudal yang ada sekarang dan yang ada di masa depan.
Kemudian Putin menambahkan bahwa Rusia "harus secara hati-hati memantau segala perubahan keseimbangan kekuasaan dan situasi militer-politik di dunia, khususnya di sepanjang perbatasan Rusia", kemungkinan merujuk pada pertahanan rudal Amerika di Eropa timur, yang menurut Pentagon, untuk menangkal Iran. Setelah peryataan tersebut dikeluarkan, Trump tidak memberikan informasi lebih lanjut.
Namun, beberapa jam kemudian, juru bicaranya Jason Miller, mengatakan bahwa Trump mengacu pada kebutuhan untuk mencegah ancaman proliferasi nuklir, terutama dari organisasi-organisasi teroris dan rezim nakal dan tidak stabil.
Di masa kampanye, Trump mengatakan bahwa proliferasi nuklir merupakan "masalah tunggal terbesar" yang dihadapi dunia, tetapi ia juga mengatakan tidak akan mengesampingkan penggunaan senjata nuklir terhadap Eropa.
Wartawan BBC di Washington, Laura Bicker, melaporkan pernyataan Trump tersebut berbeda sekali dengan kebijakan Presiden Barack Obama, tetapi sejalan dengan kebijakan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Amerika Serikat mempunyai 7.100 senjata nuklir dan Rusia menyimpan 7.300 senjata nuklir, kata lembaga nonpartisan Asosiasi Pengontrolan Senjata.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Gregor Samsa
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: