Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman memberi bantuan bibit jagung hibrida secara cuma-cuma kepada para petani di Kabupaten Konawe Utara (Konut) Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) yang menggarap lahan seluas 10.000 hektare.
"Bila lahan 10.000 hektare terpenuhi di tahun 2017 ini, maka pada tahun berikutnya akan saya bantu lagi dua kali lipat atau seluas 20.000 hektare," katanya di Kendari, Jumat (13/1/2017).
Kunjungan Mentan di Provinsi Sultra selama tiga hari (11-13 Januari 2016) dengan agenda hari pertama melakukan panen pedet 627 ekor sapi hasil Inseminasi Buatan (IB) di Desa Ranooha Lestari, Kabupaten Konawe Selatan.
Kemudian hari kedua (12/1) melakukan penanam perdana jagung hibrida di Desa Tetewatu Kecamatan Wiwirano Kabupaten Konawe Utara dan haMri ketiga memimpin langsung rapat koordinasi ketahanan pangan se-Sulawesi Tenggara Mendampingi kunjungan Mentan, yang mengaku pulang kampung di dua kabupaten di Sultra itu adalah Pangdam VII Wirabuana Mayjen TNI Agus Surya Bakti, anggota komite III DPD asal Sultra Wao Ode Hamsina Bolu dan beberapa pejabat eselon I Kementerian Pertanian serta sejumlah mitra lainnya.
Menurut Amran, selain memberi bantuan bibit jagung hibrida kepada petani di Konawe Utara, juga bantuan pupuk serta sarana mesin pertanian kepada masyarakat dan pemerintah kabupaten Konut yang diterima Bupati Konawe Utara Ruksamin.
Adapun bantuan peralatan mesin pertanian bagi petani jagung di Konut yakni 10 unit kendaraan roda empat, 10 unit traktor tangan dan satu unit alat berat (exavator).
"Bantuan alat mesin pertanian ini yang diberikan ini, harus benar-benar dimanfaatkan dengan menanam jagung hibrida. Bila tidak terealisasi dari luas tanaman jagung yang diberikan, maka semua bantuan akan saya tarik kembali dan diberikan kepada petani di Konawe Selatan," ujar dia.
Menteri Amran Sulaiman mengatakan, kunjungan kerja di dua wilayah kabupaten di Sultra itu (Konawe Selatan dan Konawe Utara), juga sekaligus sebagai nostalgia (pulang kampung) saat dirinya pernah membuka perkebunan kelapa sawit dan perkebunan tebu di daerah itu.
"Kuncinya sekarang adalah, kemauan besar masyarakat di Kabupaten Konut untuk menanam jagung. Sebab program penanaman jagung hibrida untuk mendongkrak produksi jagung nasional yang sekaligus bisa menutup keran impor jagung selama ini.
"Kalau sudah ada tambahan produksi jagung, kita bisa mengurangi impor. Impor jagung kita tahun ini turun kurang lebih tiga juta ton atau senilai Rp7 triliun - Rp8 triliun," ujar Amran.?(Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: