Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Jokowi Hadiri HUT Ke-18 PKPI

        Jokowi Hadiri HUT Ke-18 PKPI Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-18 Partai Keadilan Persatuan Indonesia (PKPI) di Jakarta, Minggu.

        Presiden Jokowi yang mengenakan kemeja batik lengan panjang tiba di lokasi acara di Hotel Dharmawangsa, Jakarta Selatan, sekitar pukul 10.00 WIB.

        Selain Ketua Umum PKPI AM Hendropriyono dan pimpinan partai yang lain, juga tampak hadir sejumlah anggota Kabinet Kerja antara lain Mendag Enggartiasto Lukita, Menteri LHK Siti Nurbaya, Mendagri Tjahjo Kumolo, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Wamen ESDM Archandra Tahar, dan Seskab Pramono Anung.

        Juga tampak hadir Jaksa Agung M Prasetyo, mantan Ketua Umum PKPI dan mantan Kepala BIN Sutiyoso, mantan Wapres Try Sutrisno, dan Ketua Umum PAN/Ketua MPR Zulkifli Hasan.

        Sebelumnya Sekjen Dewan Pimpinan Nasional (DPN) PKPI, Imam Anshori Saleh menyampaikan bahwa Presiden Jokowi akan memberikan amanat dalam acara itu.

        "Ini kabar yang sangat menggembiarakan, Bapak Presiden Jokowi sudah berkenan hadir dan memberikan amanat di acara tersebut. Beliau sudah konfirm," katanya di Jakarta , Sabtu (14/1).

        Imam menambahkan PKPI tidak hanya mengundang Presiden Jokowi saja, partainya juga mengundang sejumlah pimpinan partai politik lainnya.

        Menurut Imam, HUT Ke-18 PKPI menjadi momen yang akan menegaskan platform sekaligus garis perjuangan ke depan.

        "Platform politik ini penting kami sampaikan karena akan menjadi identitas kami di pentas politik nasional," paparnya.

        Garis perjuangan PKPI meliputi pengembangan nasionalisme bangsa Indonesia yang berdaulat dalam politik, mandiri dalam ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan.

        "PKPI menolak ideologi komunisme, atheis dan menolak neoliberalisme anarkis, terorisme dan radikalisme," katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: