Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kasus Korupsi Emirsyah Satar Terus Gerus Saham Garuda Indonesia

        Kasus Korupsi Emirsyah Satar Terus Gerus Saham Garuda Indonesia Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Harga aham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) terus tergerus pasca Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan mantan Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar sebagai tersangka kasus dugaan suap.

        Pada penutupan perdagangan sesi I hari ini saham Garuda Indonesia kembali mengalami penurunan. Saham Garuda Indonesia turun 2 poin atau 0,58 persen dari 346 per saham menjadi 344 per saham.

        Dalam hal ini, Kepala Riset Koneksi Kapital, Alfred Nainggolan menggatakan bahwa kasus korupsi yang menjerat emiten pasti memberikan dampak yang buruk terhadap kinerja saham. Dan hal ini pula lah yang terjadi pada saham Garuda Indonesia.

        "Dalam dua hari ini saham garuda mengalami penurunan. Statistik kita lihat pengaruhnya ada," ujar Alfred, di Jakarta, Jumat (20/1/2017).

        Menurutnya, saat ini pasar masih menunggu hasil dari investigasi lebih lanjut yang dilakukan oleh KPK. Pasalnya, para investor khawatir kasus tersebut memberikan dampak negatif terhadap kondisi keuangan Garuda Indonesia.

        "Pasar tetap melihat selain penilaian GCG yang sudah drop, pasar juga menunggu apakah ada dampak keuangan yang bisa ditimbulkan dari kejadian ini ketika ini di eksplore oleh pihak berwajib. Apakah timbul kerugian finansial itu yang ditunggu oleh pasar," jelasnya.

        Ia menyarankan investor untuk mengalihkan kepemilikan sahamnya di Garuda Indoensia. Ini bukan hanya dikarenakan kasus korupsi. Namun juga disebabkan karena kondisi keuangan perseroan yang naik turun. Terlebih lagi perseroan hingga kuartal III tahun lalu masih mebukukan kerugian sebesar US$ 43,6 juta dibanding periode sama tahun 2015 yang meraup laba sebesar US$ 51,4 juta.

        "Bagi investor yang punya saham garuda memang lebih prefer switch karena jangka pendek ini belum cukup tereksplorasi dengan baik, kasusnya belum selesai, artinya masih ada proses panjang. Ke depan masih ada kemungkinan ada berita kurang kondusif terhadap harga saham, tentu akan menggangu pergerakan saham. Dan, tanpa kasus ini kita juga melihat wait and see. Karena lebih menunggu kuartal I, kalau full year 2016 dengan kerugian besar di kuartal III sulit juga mengatakan ada pertumbuhan signifikan di 2016," ujarnya.

        Ia mengungkapkan untuk saham GIAA support akan berada di level 340 per saham. Sedangkan resistance di posisi 410 per saham, ini pun jika manajemen garuda Indoensia dapat menyelesaikan masalah ini dengan baik.

        "Secara historis psikologis investor ada potensi maksimal kenaikan 15 persen ketika saham naik 15-20 persen investor akan melakukan profit taking. Kalau sekarang 340, tertinggi 410. Misal terjadi kondisi baik, pembalikan arah, atau keberhasilan manajemen menghandle masalah ini saham membaik menguat batasannya level 410," tukasnya.



        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Sucipto

        Bagikan Artikel: