Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Investasi Asing di Sulsel Terbesar di Lutim dan Bantaeng

        Investasi Asing di Sulsel Terbesar di Lutim dan Bantaeng Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
        Warta Ekonomi, Makassar -

        Total investasi di Sulawesi Selatan (Sulsel) menembus Rp8,4 triliun sepanjang 2016. Investasi didominasi dari Penanaman Modal Asing (PMA) mencapai USD372,4 juta atau setara Rp5,02 triliun (asumsi USD1 = Rp13.500). Investasi asing tersebut terbesar di Kabupaten Luwu Timur (Lutim) dan Kabupaten Bantaeng.

        Kepala Bidang Pengendalian dan Pengawasan Investasi Sulsel, Indiani Ismu, mengatakan investasi asing di Lutim mencapai USD94,7 juta atau Rp1,27 triliun dari enam proyek. Adapun di Bantaeng, investasi asing berkisar USD86,8 juta atau Rp1,17 triliun dari 10 proyek. Dua daerah tersebut memang diproyeksikan menjadi kawasan industri.

        "Untuk jumlah proyek terbanyak dari PMA berada di Makassar. Totalnya ada 32 proyek dengan investasi sekitar USD52 juta atau setara Rp702 miliar. Tapi nilainya memang masih dibawah investasi asing di Lutim dan Bantaeng," kata Indiani di Makassar, kemarin. PMA di Makassar tercatat berada pada urutan tiga lingkup Sulsel.

        Berdasarkan data yang dihimpun Warta Ekonomi, tercatat 100 proyek investasi asing tersebar di 16 kabupaten/kota lingkup Sulsel sepanjang 2016. Adapun 8 daerah lainnya tidak mencatatkan PMA. Di antaranya yakni Enrekang, Palopo, Tana Toraja, Luwu Utara, Luwu, Bone, Soppeng, Sinjai dan Takalar.

        Investasi asing di Sulsel didominasi oleh gabungan negara dengan nilai mencapai USD93,5 juta atau Rp1,26 triliun. Disusul China dengan investasi USD66,5 juta atau Rp897,7 miliar, Kanada dengan investasi USD60,5 juta atau Rp816,7 miliar dan Singapura dengan investasi USD26,3 juta atau Rp355,05 miliar.

        Indiani mengatakan investasi asing di Sulsel tersebar di sejumlah sektor. Di antaranya yakni sektor industri makanan, pertambangan dan kelistrikan. Untuk investor China kebanyakan tertarik pada sektor pertambangan dan kelistrikan.

        Sebelumnya, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu, AM Yamin, mengatakan PMA pada 2016 lebih besar ketimbang Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang hanya berkisar Rp3,3 triliun. Padahal, investasi dalam negeri pada 2015 lebih besar dari investasi asing pada tahun sebelumnya. "Sekarang lebih bersaing dan saling kejar," tuturnya.

        Untuk investasi dalam negeri, tercatat 181 proyek sepanjang 2016 dengan Makassar sebagai pendulang terbesar. Nilai investasi dalam negeri di Kota Daeng menembus Rp598,9 miliar dari 27 proyek. Disusul Luwu dengan nilai investasi Rp520 miliar dari empat proyek. Adapun, daerah yang teraktif dipegang Pinrang yakni 68 proyek dengan nilai investasi Rp142,4 miliar.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tri Yari Kurniawan
        Editor: Sucipto

        Bagikan Artikel: