Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pencadangan Positif untuk Bisnis Bank Tahun Ini

        Pencadangan Positif untuk Bisnis Bank Tahun Ini Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Tahun lalu menjadi tahun yang menantang bagi industri perbankan. Perbankan semakin tertekan oleh pembengkakan kredit bermasalah. Salah satu penyebabnya adalah kondisi beberapa sektor usaha yang masih lesu. Meski demikian, beberapa bank khususnya bank plat merah (milik negara) mencatatkan pertumbuhan laba bersih. Walaupun harus mengalokasikan pencadangan cukup besar sepanjang tahun lalu.

        PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., memaparkan kinerja perseroan yang mencatatkan laba bersih tumbuh tipis 2,18% menjadi Rp 25,8 triliun dibandingkan tahun sebelumnya. Perolehan laba bersih yang cenderung tipis tahun lalu ini disebabkan perseroan menaikkan pencadangan yang tampak dalam coverage ratio hingga 170,34%. Di sisi lain, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., juga tengah melakukan pencadangan dengan tingkat coverage ratio naik dari 140,4% menjadi 146,0 %.? Sementara PT Bank Mandiri Tbk akan menjaga coverage ratio alias cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) di atas 120% di tahun lalu.

        Corporate secretary Bank Mandiri Rohan Hafas menyebutkan, langkah pencadangan yang dijalankan perbankan pada umumnya sangat baik, karena bisa meredam tingkat rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) tiap tahunnya. Dengan begitu, tingkat NPL perseroan dapat dijaga lebih sehat.

        ?Laba operasional Bank Mandiri tahun lalu tumbuh baik. Namun, laba bersih diperkirakan belum tumbuh signifikan karena perseroan masih menambah pencadangan di 2017. Rasio pencadangan kami di angka 125% sampai 126%. Saat ini rasio NPL gross Bank Mandiri sebesar 4% dan NPL nett 2%. Kami optimistis dengan adanya pencadangan ini bisnis perusahaan bisa lebih bagus dengan rasio NPL lebih terkendali tahun ini,? tutur Rohan, Rabu (1/2/2017).

        Ekonom LPS, Dody Arifianto menerangkan, pencadangan yang dilakukan oleh bank sudah diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai regulator. Namun, perbankan juga melakukan pencadangan agar alur kredit tidak menjadi masalah bagi kinerja keuangan. Sehingga kinerja bisnis di tahun depan tidak terganggu.

        Dalam melakukan pencadangan, Dody mengaku, para bank juga melihat performa dari debitur atau perusahaan yang menerima kredit. "Performa debitur dilihat, apakah dia (perusahaan meminjam) sedang batuk-batuk sementara saja dan bisa disehatkan pemiliknya. Dari sini bank bisa melakukan penilaian dan menyesuaikan," tutur Dody.

        Ketika menyalurkan kredit, perbankan pastinya melihat track record dari perusahaan debitur. Sebab, tutur Dody, pelaku pasar (investor) selalu memantau kinerja perbankan, terutama azas kehati-hatian.

        "Kalau perbankan di Indonesia tebal-tebal (pencadangan), makanya di situ memang konservatif. Hampir semua bank memiliki pencadangan. Mejadi penting ketika tingkat NPL sudah bersih tidak terlalu tinggi, maka akan membuat laju pertumbuhan kredit meningkat," papar Dody.

        Maka dari itu, tingkat pencadangan yang dilakukan perbankan merupakan usaha yang positif demi menjaga kredit, sehingga tidak mengganggu kinerja perbankan. "Bagus, pencadangan yang dilakukan bank itu bertujuan positif. Hubungan bank dan debitur harus turut dijaga, jadi tidak bisa main diputus saja, khususnya nasabah yang besar," jelas Dody.?

        Sementara itu, ?Kepala Ekonom BCA David Sumual mengatakan, kinerja kredit perbankan mengalami perlambatan di tahun 2016, dikarenakan permintaan dan rata-rata tingkat NPL perbankan yang masih tinggi hingga di kuartal IV-2016.

        David optimis, tingkat NPL rata-rata perbankan akan membaik di? tahun ini. Dengan banyaknya perbankan yang melakukan pencadangan tiap tahunnya. Apalagi banyak bank yang melakukan pencadangan di tahun lalu, dengan begitu bakal memberikan sentimen positif bagi tingkat kredit di tahun ini.

        "Pe?rmintaan kredit di 2016 masih rendah, masih banyak risiko sehingga belum bisa ambil kredit.? Tahun 2017, kalau dilihat dr fundamental bagus. Satu hal memberikan keyakinan perbankan. Kira-kira kinerja pertumbuhan kredit perbankan sekitar 10 persen di tahun ini," ?pungkas David.?

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Gito Adiputro Wiratno
        Editor: Sucipto

        Bagikan Artikel: